TRIBUNNEWS.COM, YERUSALEM - Kondisi medis mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon terus memburuk. Tim dokter yang menangani Sharon mengatakan hanya keajaiban yang bisa memulihkan kondisinya.
"Hanya keajaiban yang bisa menghentikan penurunan (kondisinya)," kata Dr Zeev Rotstein, Direktur Sheba Medical Center di dekat Tel Aviv, Senin (6/1/2014).
Kesehatan Sharon, sebut dia, berada dalam kondisi yang terancam nyawanya.
"Kecuali ada keajaiban, kondisinya akan semakin parah dan memburuk dari hari ke hari," kata Rotstein soal kondisi Sharon. Meskipun dokter telah membuat beberapa fungsi tubuh Sharon kembali stabil, temasuk organ vital seperti ginjal, Rotstein mengatakan kondisi mantan pemimpin Israel itu masih terus menurun.
Sharon (85) telah koma sejak 4 Januari 2006, setelah terserang stroke hebat di tengah puncak masa kekuasaan politiknya. Pekan lalu, rumah sakit mengumumkan penurunan drastis kondisinya, meskipun pada Januari 2013 disebutkan ada perkembangan signifikan pada otak Sharon merujuk hasil tes MRI.
Sepanjang sejarah kehadiran negara Israel, Sharon adalah salah satu tokoh paling ikonik sekaligus kontroversial. Di kalangan internal dia dianggap sebagai sosok yang berani, termasuk beberapa kali menolak perintah. Sebaliknya, bagi eksternal dia mendapat julukan "jagal dari Beirut" terkait pembantaian pengungsi Palestina di Lebanon.
Sebagai politisi Sharon mendapat julukan "buldoser". Sharon menjadi Perdana Menteri Israel pada 2001, dan dinyatakan berhenti beberapa bulan setelah kepastian kondisinya tak akan pernah pulih lagi.