Menurut Wall Street Journal, dalam sejumlah skenario itu, bukan masalah mekanis, kesalahan pilot, atau berbagai jenis bencana lain yang menyebabkan pesawat berbobot 250 ton itu hilang secara misterius dari radar.
Sistem monitoring mesin di pesawat disediakan produsen pesawat itu, Rolls-Royce PLC, dan sistem itu secara berkala mengirim serangkaian data tentang kondisi mesin, operasi, dan pergerakan pesawat ke sejumlah fasilitas yang ada di darat. Rolls-Royce, kata Wall Street Journal, belum bisa dihubungi untuk dimintai komentar.
Sebagai bagian dari perjanjian perawatan, Malaysia Airlines mentransmisikan data mesinnya secara langsung ke Rolls-Royce untuk dianalisis.
Sistem itu mengumpulkan data dari dua mesin Trent 800 Boeing 777 dan mengirimkan potret kinerjanya, serta ketinggian dan kecepatan pesawat itu. Potongan-potongan data itu disusun dan dikirimkan secara bertahap setiap 30 menit, kata seseorang yang akrab dengan sistem tersebut.
Menurut situs web Rolls-Royce, data itu diproses secara otomatis sehingga setiap perubahan halus dapat dideteksi. Data mesin itu dianalisis untuk membantu dalam menentukan jalur penerbangan pesawat setelah transponder berhenti bekerja.
Penerbangan MH370 itu awalnya menuju China, dan posisi terakhirnya yang dapat diverifikasi adalah separuh jalan menyeberangi Teluk Thailand.