Laporan Richard Susilo, Koresponden Tribunnews.com di Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kyocera Corporation sangat berminat untuk investasi di Indonesia. Kyocera juga memiliki Kagoshima Mega Solar Power Corporation. Adapun 49 persen saham Kagoshima Mega Solar Power Corporation dimiliki Kyocera Corporation.
Namun peraturan hukum yang ada di Indonesia mengenai investasi pembangkit listrik tenaga matahari (solar) dianggap belum jelas. Alhasil, pihak Kagoshima menunggu aturan yang ada lebih lanjut sampai jelas.
"Kami tentu saja berminat untuk investasi dan memasarkan produk pembangkit listrik tenaga surya di Indonesia. Namun kami melihat masih belum jelas peraturan hukum yang ada di sana mengenai renewable energy yang mungkin masih digodok lebih lanjut oleh pemerintah Indonesia saat ini," papar Nobuo Kitamura, Direktur Utama Kagoshima Mega Solar Power Corporation, yang juga Senior Executive Officer General Manager of Corporate Solar Energy Group Kyocera Corporationkepada Tribunnews.com di Kagoshima, Sabtu (31/5/2014).
Solar panel Kyocera di Kagoshima selesai dibangun dan dioperasikan Oktober tahun lalu. Dibangun dengan investasi 27 miliar yen dan output tenaga 78.800 Mega Watt per jam (MWh) per tahun di atas tanah 1.270.000 meter persegi milik Ishikawa Heavy Industry yang juga pemegang saham perusahaan itu pula.
Pasokan listrik dari tenaga surya tersebut semuanya disalurkan ke Kyudenko Corporation, yang juga ikut sebagai salah satu pemegang saham pula di perusahaan yang dipegang Kitamura tersebut.
"Indonesia terdiri dari banyak pulau dan hal ini sangat baik untuk penggunaan pembangkit listrik tenaga surya di setiap rumah atau di setiap pulau yang ada di Indonesia karena letak strategis Indonesia juga sangat baik untuk menyerap tenaga panas matahari pada panel solar cell buatan Kyocera," ungkapnya lagi.
Karena itu Kitamura menantikan lebih lanjut perkembangan peraturan hukum yang ada di Indonesia agar invetasi dan penjualan produk tenaga surya dapat lebih baik lagi dilakukan di Indonesia.