TRIBUNNEWS.COM, RAMALLAH - Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Rabu (9/7/2014), menuding Israel tengah melakukan genosida dengan serangan besar-besaran yang digelar sejak Selasa (8/7/2014). Sejauh ini 43 warga Palestina sudah tewas karena serangan tersebut.
"Ini genosida. Pembunuhan seluruh keluarga adalah genosida oleh Israel terhadap rakyat Palestina," kata Abbas dalam pertemuan menyikapi krisis Palestina di Ramallah, Tepi Barat, Palestina, Rabu.
"Apa yang terjadi sekarang adalah perang terhadap rakyat Palestina secara keseluruhan, bukan (perang) dengan faksi (militan)," tegas Abbas.
"Kami sedang bergerak dengan beberapa cara untuk menghentikan agresi Israel yang menumpahkan darah Palestina, termasuk bicara dengan Presiden Mesir (Abdel Fattah) al-Sisi dan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon."
Mesir, Rabu, mendesak Israel dan Hamas di Gaza untuk menghentikan konflik. Namun, Mesir juga mematikan harapan negara itu akan mengambil peran mediator. "Tidak ada mediasi dalam arti umum kata itu," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty.
"Upaya diplomatik Mesir ditujukan untuk segera menghentikan agresi Israel dan mengakhiri semua kekerasan," lanjut Badr. "Kontak (Mesir) belum mendapatkan hasil."
Israel melanjutkan Operation Protective Edge ke hari kedua. Sejak Selasa, pesawat tempur Israel telah membombardir 550 sasaran di Gaza. Hamas membalas serangan tersebut dengan lontaran 165 roket yang beberapa di antaranya menjangkau Jerusalem dan Tel Aviv.
Roket terjauh Hamas mencapai Hadera yang berjarak 116 kilometer dari daerah utara Jalur Gaza. Korban tewas serangan Israel tak hanya para anggota Hamas yang disebut Israel sebagai alasan mereka menggelar operasi ini.
Para korban tewas juga termasuk perempuan dan anak-anak. Selain 43 korban tewas tersebut, setidaknya 370 orang juga terluka karena serangan Israel.