TRIBUNNEWS.COM, GAZA CITY — Pesawat tempur Israel masih terus membombardir Gaza, Palestina, Kamis (10/7/2014), tetapi tetap gagal mencegah para pejuang Palestina melontarkan roket ke wilayah Israel. Seruan gencatan senjata datang dari PBB.
Meningkatnya kekerasan di Gaza, dengan lebih dari 30 orang tewas di Palestina hanya pada Kamis, mendorong Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyerukan gencatan senjata di pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB.
"Sekarang lebih mendesak daripada sebelumnya pernah ada untuk mencoba menemukan kesamaan, untuk kembali ke (situasi) tenang dan gencatan senjata," kata Ban, setelah Organisasi Konferensi Islam melobi PBB untuk mengutuk Israel.
Presiden Rusia Vladimir Putin mendesak segera diakhirinya pertumpahan darah dan menyatakan keprihatinan atas jatuhnya warga sipil sebagai korban jiwa serangan pesawat tempur Israel, ketika menelepon Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry memperingatkan bahwa kawasan Timur Tengah sedang menghadapi momentum berbahaya, setelah dia menelepon Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmud Abbas.
Adapun Presiden Perancis Francois Hollande meminta Israel dan Palestina untuk menahan diri dan berdamai. Namun, Israel tetap menyatakan tekad menghabisi gerakan Hamas yang menguasai Gaza. Netanyahu bahkan disebut mengatakan gencatan senjata sama sekali tak ada di agendanya.
Hamas juga terlihat tak tertarik menghentikan perlawanan kepada Israel. Dalam 48 jam terakhir, lontaran roket dari Gaza balik menghujani Jerusalem dan Tel Aviv, bahkan mencapai Hadera yang berjarak 116 kilometer di utara Gaza.
Sirene meraung di Jerusalem ketika sistem anti-rudal Iron Dome kembali menembak jatuh dua roket yang ditembakkan dari Gaza, kata militer.