TRIBUNNEWS.COM, KARACHI - Sebuah bom yang meledak di masjid Shiite sebelah selatan Pakistan, Jumat (30/1/2015), menewaskan sedikitnya 15 orang dan melukai puluhan orang lainnya, kata pejabat pemerintah.
Bom tersebut meledak ketika warga sedang mengadakan shalat Jumat di kota Shikarpur di Provinsi Sindh, sekitar 470 kilometer utara Karachi.
Pakistan telah mengalami kekerasan sektarian pada beberapa tahun terakhir, yang mayoritas di antaranya dilakukan oleh kelompok Muslim Sunni melawan kaum minoritas Muslim Shiite, yang jumlahnya sekitar 1/5 dari total penduduk.
Juru bicara Kepolisian Sindh mengatakan bahwa serangan bom di mesjid tersebut telah menewaskan sedikitnya 25 orang dan 40 orang lainnya terluka.
Pengawas rumah sakit Civil Hospital di Shikarpur Shaukat Ali Memon mengatakan bahwa total korban meninggal mencapai 20 orang, namun belum ada konfirmasi lebih lanjut dari pejabat tersebut.
Saksi mata Zahid Noon mengatakan ratusan orang langsung menuju ke lokasi ledakan untuk menyelamatkan korban yang tertimbun atap mesjid yang runtuh karena ledakan tersebut.
Televisi menayangkan kekacauan ketika orang-orang mencoba menyelamatkan korban terluka ke dalam mobil, motor, dan becak agar segera mendapatkan pertolongan. "Darah, daging dan bau tubuh terbakar melingkupi lokasi kejadian. Teriakan ada di mana-mana. Suasana kacau," kata Noon kepada AFP.
Dia melanjutkan setelah itu rombongan besar polisi dan pasukan keamanan mulai tiba di lokasi kejadian.
Perwira polisi di Shikarpur, Abdul Quddus mengatakan kepada AFP bahwa hasil investigasi sementara ledakan tersebut berasal dari bom bunuh diri.
Ini adalah serangan sektarian berdarah di Pakistan sejak 22 Januari tahun lalu, dimana 24 orang peziarah Shiite yang baru kembali dari Iran tewas karena bus yang mereka tumpangi dibom di barat daya Provinsi Baluchistan.
Serangan pada Jumat tersebut terjadi ketika Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sahrif berkunjung ke Karachi, Ibu Kota Provinsi Sindh, untuk membicarakan permasalahan hukum dan pengendalian situasi di kota tersebut.
Karachi, kota terbesar dan jantung ekonomi Pakistan telah bertahun-tahun berjuang melawan gelombang kriminal berdarah, sektarian, dan pembunuhan politisi.