Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania Christine
TRIBUNNEWS.COM -- Malam Ramadan di Yaman, Rabu (17/6/2015), diwarnai ledakan akibat serangan udara dan bom, yang menghancurkan beberapa masjid Syiah dan sebuah rumah. Dikatakan semua ledakan terjadi bertepatan dengan waktu ibadah salat Magrib.
Menurut situs The Hindu, ada dua bom mobil bunuh diri yang ditargetkan ke beberapa masjid, di antaranya masjid Al-Hashush, Al-Quba Al-Khadra, Al-Kibssi, dan Al-Tayssir, serta kantor biro kelompok Hutsi.
The Daily Star mengatakan aksi pemboman itu telah diakui sebagai perbuatan kelompok ISIS.
Selain itu, rumah pimpinan kelompok pemberontak Hutsi, Saleh al-Sammad, yang berlokasi di ibukota Yaman, Sana'a, juga diledakkan oleh alat peledak.
Seakan belum cukup, dua serangan udara dari koalisi Arab Saudi meledakkan rombongan kendaraan yang mengangkut sejumlah warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, yang melarikan diri dari wilayah selatan Aden.
Tenaga medis menggambarkan suasana setelah kejadian sebagai gambaran suasana 'pembantaian', di mana banyak bagian-bagian tubuh korban yang berceceran di jalan dan ada kepulan asap dari kendaraan yang meledak.
Seorang saksi mata bernama Ali mengatakan kepada The Daily Star bahwa ledakan tersebut sangat keras.
"Saya melihat mobil-mobil terbakar, orang-orang berteriak, dan mereka yang terluka ada di mana-mana," kata pria yang mengaku baru meninggalkan masjid ketika bom meledak.
Akibat kejadian ini, setidaknya 31 orang tewas dan lusinan orang mengalami luka-luka.