News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Idul Adha 2015

Keunikan dan Kesederhanaan Idul Adha di Glasgow Skotlandia

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jemaah salat Ied di saf perempuan, Central Mosque Glasgow, Skotlandia, Kamis (24/9/2015).

IDUL ADHA, hari raya besar kedua bagi umat Muslim, kerap diidentikkan dengan budaya setempat yang menyertainya. Semisal di Indonesia, Idul Adha selalu diasosiasikan dengan budaya membakar daging kurban dan bersama-sama menyantapnya dengan penuh kegembiraannya.

Namun, bagaimana jika Idul Adha dirayakan di negara yang penduduk Muslimnya terbilang sedikit? Seperti apa tradisi kurban di negeri seperti itu? Ikuti kisahnya yang dituturkan Okky Nur Irmanita, mahasiswi Indonesia di Glasgow, Skotlandia, ini.

***

 “Ied mubarak, dear sister..”, “Ied mubarak, dear brother..”, adalah kalimat-kalimat sukacita yang terlontar seusai pelaksanaan salat Idul Adha, Kamis (24/09/2015) di Central Mosque, Glasgow, Skotlandia.

Masjid yang sekaligus pusat kajian Islam terbesar di daerah utara Britania Raya ini, merupakan pusat penyelenggaraan salat Idhul Qurban.

Tidak tanggung-tanggung, karena memiliki jumlah jemaah terbilang banyak, masjid ini menjadwalkan tiga gelombang pelaksanaan salat Ied.

Salat Ied gelombang pertama digelar pada pukul 7.30 waktu setempat. Sementara gelombang kedua dilaksanakan pukul 9.30. Sedangkan jemaah terakhir, salat pukul 11.00.

Jemaah salat Ied di saf perempuan,  Central Mosque Glasgow.

Sebenarnya, selain Central Mosque dan Masjid Al Furqan yang terbilang besar, Glasgow memiliki cukup banyak masjid berukuran lebih kecil.

Fakta ini menarik, karena selain sebagai ibu kota Skotlandia, Glasgow sendiri terkenal sebagai daerah yang penduduknya mayoritas Kristen plus puritan.

Sebagai gambaran, berdasarkan data Glasgow City Council, jumlah pemeluk Islam pada 2011 hanya 5,4 persen dari jumlah penduduk.

Meski begitu, untuk hari raya Idul Adha 2015, sedikitnya terdapat 16 titik lokasi pelaksanakaan salat Ied.

Keunikan saat Salat

Ada sejumlah hal unik dalam salat Ied, yang tak bisa ditemui di Indonesia.Pertama, jemaah salat di Glasgow Central Mosque, didominasi warga keturunan Pakistan, India, dan negeri-negeri semenanjung Arab.

Selanjutnya, seusai salat, imam membaca doa dalam bahasa Arab seperti umumnya pelafalan doa di masjid-masjid di Indonesia.

Bedanya, pada akhir rangkaian doa, ada lafal bahasa urdu yang dipanjatkan oleh imam.

Hal unik lainnya adalah, wanita jemaah salat tidak mengenakan mukena seperti lazimnya di Indonesia.

Mereka justru mengenakan pakaian biasa tapi menutupi seluruh aurat, terkecuali bagian wajah dan pergelangan tangan.

Uniknya lagi, sebagian jemaah, baik laki-laki maupun perempuan, memakai pakaian hangat selama saalat.

Maklum, hari ini (Kamis), temperatur di Glasgow rata-rata 17 s/d 15 derajat celcius.

Salat Ieddigelar dalam waktu cenderung singkat. Tidak ada khotbah. Seusai salat, jemaah saling bersalaman dan menempelkan pipi, atau diistilahkan juga "cipika cipiki" dalam bahasa Indonesia.

Bedanya, tidak ada ucapan permohonan maaf seperti di Indonesia. Jemaah hanya saling mengucapkan “Ied Mubarak”.

Setelahnya, jemaah membubarkan diri secara teratur. Sebab, tidak lama kemudian, datanglah gelombang jemaah berikutnya yang akan melaksanakan salat Ied.

Jemaah menanti pelaksanaan salat Ied gelombang kedua di Central Mosque Glasgow

Kesederhanaan Kurban

Bisa dikatakan, Salat Idul Adha adalah satu-satunya bentuk perayaan di Glasgow, Skotlandia, yang menyimbolisasikan keikhlasan hati Nabi Ibrahim AS dan anaknya, Nabi Ismail AS.

Rabu (23/9) malam, tidak ada tradisi yang di Indonesia dikenal sebagai "malam takbiran".

Sehabis salat pun, tidak ada penyembelihan hewan kurban di masjid ataupun di tempat terbuka.

Umat muslim yang berkurban, hanya memesan hewan kurban pada toko daging terdekat.

Setelah itu, daging yang sudah dipotong-potong bisa dibawa pulang dan dibagi-bagi sendiri oleh orang yang berkurban. (okky irmanita)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini