TRIBUNNEWS.COM, BERLIN - Otoritas Jerman memiliki kekhawatiran baru yakni imigran atau pengungsi diradikalisasi untuk ikut berjihad.
Hal itu menambah ketakutan otoritas Eropa, setelah sebelumnya teroris yang menyamar sebagai pengungsi menjadi fokus kekhawatiran pascatragedi Paris.
Dikutip Wall Street Journal, otoritas Jerman telah memberikan peringatan kepada imigran yang masuk negara itu agar waspada terhadap radikalisasi militan ekstremis.
Apalagi untuk para imigran atau pengungsi yang bergaul di sekitar masjid-masjid setempat untuk mencari orang-orang yang familiar dengan bahasa Arab.
Dikatakan sudah ada tercatat lebih dari 100 kasus yang mereka temukan terkait kontak antara militan ekstremis dan imigran.
Kontak tersebut dilakukan sembari anggota militan memberikan bantuan pada imigran, seperti tumpangan, makanan, tempat tinggal, hingga bantuan penerjemahan bahasa.
Selain itu, mereka juga dikatakan mencoba mendekati para imigran melalui ajakan bermain dan bergaul bersama, atau meminjamkan Alquran dan pakaian muslim.
"Mereka akan mengatakan, 'Kami akan bantu Anda secara iman,'" kata seorang dari badan intel Jerman, Torsten Voss.
Radikalisme memang menjadi perhatian otoritas Jerman akhir-akhir ini, mengingat Jerman adalah satu dari beberapa negara yang cukup terbuka menerima pengungsi dan berkaca pada tragedi Paris. (Wall Street Journal/Fox News)