TRIBUNNEWS.COM - Pembebasan empat WNI sandera Abu Sayyaf dikatakan Gubernur Sulu Abdusakur Tan tak lepas dari keterlibatan tokoh politik Filipina.
Orang tersebut adalah Nur Misuari, kepala Front Liberal Nasional Moro (MNLF), sebuah organisasi politik separatis di Filipina.
Nur Misuari merupakan seorang politisi dan tokoh revolusioner berlatarbelakang komunitas Moro, yang melakukan negosiasi dengan kelompok Abu Sayyaf.
Misuari dikenal sebagai tokoh yang kontroversial dan mendapat banyak kritik, atas beberapa pernyataan dan perbuatannya.
Berlatarbelakang Moro, sebutan untuk komunitas muslim di Mindanao, Filipina Selatan, Misuari kerap menggalakkan kemerdekaan untuk bangsa Moro.
Pada 1960-an, ia mendirikan Gerakan Mindanao Merdeka yang ditujukan untuk membentuk negara merdeka di selatan Filipina.
Gerakan tersebut kemudian memicu terbentuknya MNLF, yang menuntut reformasi politik dan sempat berkonflik dengan Pemerintah Filipina.
Konflik tersebut membuat Misuari kabur ke Malaysia pada 2001, setelah ia dijadikan gubernur daerah otonomi yang dialokasikan khusus untuk bangsa Moro.
Namun, Misuari berakhir dideportasi ke Filipina setelah menyuarakan ketidaksukaannya dengan pemerintah Malaysia.
Komentar itu kemudian memicu deportasi massal terhadap banyak bangsa Moro lainnya di Malaysia yang sempat didiskriminasi oleh warga Malaysia.
Sejak itu, Misuari dianggap sebagai teroris oleh Pemerintah Malaysia dan dituduh sebagai penyebab banyaknya konflik dan kekerasan di selatan Filipina.
Misuari dan MNLF kemudian dimusuhi oleh Pemerintah Filipina dan Angkatan Bersenjata Filipina (AFP), yang menganggapnya sebagai teroris dan pemberontak. (Gulf News/Borneo Post/Manila Times/Bernama)