TRIBUNNEWS.COM - Ledakan bom bunuh diri yang terjadi Arab Saudi, Senin (4/7/2016) siang atau malam WIB, menyimpan beberapa fakta.
Seorang pembom bunuh diri telah menewaskan empat petugas keamanan dan melukai lima orang lainnya di dekat salah satu situs suci Islam di kota Saudi Madinah, menurut kementerian dalam negeri.
Pembom itu meledakkan dirinya setelah berhenti di luar Masjid Nabawi, kata pihak resmi dalam sebuah pernyataan.
Masjid ini adalah tempat pemakaman Nabi Muhammad dan Madinah kota kedua paling suci dalam Islam setelah Mekkah.
Ledakan bunuh diri juga menyerang dua kota Saudi lainnya pada hari Senin.
BBC World Service Editor Timur Tengah, Alan Johnston, mengatakan, bahwa serangan terjadi di Madinah pada suatu tempat kemungkinan untuk menimbulkan keterkejuatan seluruh umat Islam di dunia.
Sementara ini diketahui, enam orang tewas akibat tiga serangan bom bunuh diri terkoordinasi di tiga kota di Arab Saudi.
Serangan selain menarget diplomat Amerika Serikat di Jeddah, juga jemaah dari sekte tertentu di Qatif menjadi target dan juga pos keamanan di sebuah rumah ibadah di Madinah.
Serangan tersebut terjadi menyusul pembunuhan massal yang diklaim oleh kelompok radikal di Istanbul, Turki; Dhaka, Bangladesh; dan Baghdad, Irak.
Pengebom bunuh diri melakukan aksinya di sebuah tempat parkir tak jauh dari sebuah rumah ibadah di Madinah.
Selain pelaku, empat petugas keamanan setempat tewas, dan lima petugas keamanan lainnya terluka.
Kejadian itu berlangsung tidak lama setelah serangan bom bunuh diri di kantor Konsulat Amerika Serikat di Jeddah, yang menyebabkan dua polisi terluka.
Di kota Qatif, yang terletak di wilayah timur Arab Saudi yang banyak dihuni warga dari sekte minoritas, setidaknya satu bom meledak di dekat sebuah rumah ibadah.
Sejumlah saksi mata mengatakan melihat potongan tubuh berceceran di lokasi ledakan, yang diduga dari pelaku bom bunuh diri.