"Beberapa anak masih berusia 12 atau 13 tahun, tetapi saya lebih suka yang lebih tua," lanjut dia
"Semua anak perempuan ini senang jika saya menjadi hyena mereka. Mereka bangga dan menceritakan ke orang lain jika saya adalah lelaki sejati, dia tahu bagaimana menyenangkan seorang wanita.”
Terlepas dari kisah penuh kebanggaan yang dituturkan Aniva, ternyata beberapa remaja perempuan malah memperlihatkan rasa jijik atas pengalaman yang harus mereka lewati.
"Tidak ada lagi yang dapat saya perbuat. Saya harus melakukannya demi orangtua saya,” seorang gadis bernama Maria.
"Jika saya menolak, anggota keluarga saya dapat terkena penyakit bahkan mati, sehingga saya pun takut," tambah dia.
Para remaja perempuan ini mengaku mereka semua dipaksa berhubungan seksual dengan seorang "hyena".
Aniva, pria yang mungkin berusia 40-an, sekarang memiliki dua istri yang tahu persis apa yang dia kerjakan.
Dia mengklaim telah tidur dengan 104 perempuan, termasuk para gadis remaja. Namun, kepada sebuah harian lokal pada 2012, dia juga menyebutkan angka yang sama.
Aniva memiliki lima anak, atau setidaknya yang diketahuinya. Dan dia tak yakin berapa banyak wanita dan gadis telah hamil dibuatnya.
Dia berkata, dia salah satu dari 10 "hyena" di komunitas itu dan setiap kampung di Nsanje memiliki pria semacam dirinya.
Para hyena ini dibayar untuk melakukan tugasnya. Tarifnya berkisar dari 4 dollar AS atau sekitar Rp 52.000 hingga 7 dollar AS atau Rp 92.000 setiap kali "bertugas".
Berjarak satu jam perjalanan dari kampung Aniva, BBC bertemu dengan Fagisi, Chrissie, dan Phelia.
Ketiga perempuan berusia 50 tahunan ini bertugas sebagai orang yang memastikan tradisi ini tetap dilaksanakan di kampung mereka.
Tugas mereka adalah mengumpulkan gadis remaja dari berbagai kampung setiap tahun, lalu mengajari mereka tugas mereka sebagai istri dan bagaimana menyenangkan seorang pria secara seksual.