TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Pemerintah Singapura mendorong agar para ibu hamil di negeri itu yang mengalami gejala demam atau ruam-ruam di kulit agar memeriksakan diri ke dokter.
Imbauan ini dikeluarkan pemerintah pada Rabu (31/8/2016) setelah kasus virus zika di negara kota itu melonjak hingga 82 kasus.
Para pekerja departemen lingkungan hidup bekerja keras untuk membasmi nyamuk yang membawa penyakit tersebut dengan pengasapan yang dipusatkan di distrik Aljunied.
Petugas pemerintah menyisir pergudangan dan bangunan-bangunan industrial untuk menghancurkan lokasi-lokasi tempat berkembang biaknya nyamuk.
Penyebaran zika di Singapura diduga dimulai dari sebuah lokasi penampungan pekerja asing dalam sebuah proyek konstruksi.
Zika, yang sejauh ini sudah terdeteksi di 58 negara itu, hanya menimbulkan gejala ringan bagi kebanyakan orang.
Namun, terhadap perempuan hamil, virus ini bisa mengakibatkan bayi yang dikandungnya mengalami microchepaly, yang mengakibatkan bayi memiliki kepala dan otak berukuran kecil.
"Kami mengimbau para ibu hamil untuk mengantisipasi gigitan nyamuk dan mencari bantuan medis sesegera mungkin jika mengalami beberapa gejala," demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Singapura.
Sejak Singapura mengkonfirmasi penyebaran lokal pertama zika di negeri tersebut akhir pekan lalu, kasus penyakit ini terus bertambah hingga menjadi 82 kasus pada Selasa (30/8/2016).
Kasus pertama Zika di Singapura terdeteksi pada Mei lalu setelah seorang pria yang baru saja bepergian ke Sao Paulo, Brasil tiba kembali di negeri kota itu.
Merespon wabah zika ini negara-negara tetangga Singapura seperti Malaysia, Indonesia dan Filipina mulai mengawasi orang-orang yang datang dari Singapura.
Sementara itu, Taiwan dan Australia sudah memberikan peringatan terhadap warganya yang berencana untuk bepergian ke Singapura.
Sumber : AFP