TRIBUNNEWS.COM, AS - Saat jarum jam menunjuk angka 12 pada Jumat (25/2/2017) tengah malam, para pengikut berbagai aliran sihir di Amerika Serikat mengirim 'guna-guna' kepada Donald Trump agar dia lengser dari jabatan presiden AS.
Sebuah kelompok di Facebook yang mengikuti ritual sihir itu telah menarik 10.500 'like' atau 'suka' dan memunculkan tagar #magicresistance atau #perlawanansihir.
Penulis Michael Hughes, yang menyebut dirinya sebagai 'pemikir magis', merilis guna-guna secara daring. Hughes mengaku telah melihat berbagai guna-guna serupa yang dilakoni beragam aliran kelompok penyihir.
Pada salah satu aksi 'santet', dia menggunakan lilin besar berwarna oranye, foto Trump, dan kartu Tarot bergambar menara.
Para pengikut aliran sihir kemudian diminta mengukir nama presiden pada lilin menggunakan jarum, membaca mantera, dan membakar foto Trump dalam nyala lilin.
'Kamu dipecat!'
Kata-kata dalam mantera berisi permohonan kepada dewa aliran sihir Wicca untuk "mengikat Donald J Trump sehingga karya-karya kejinya gagal total" dan agar dia "tidak memecah kesatuan, menghancurkan kebebasan kami, atau mengisi pikiran kami dengan kebencian, kebingungan, ketakutan, atau keputusasaan."
Selain Trump, para pendukung Trump turut dikirimkan guna-guna agar "lidah yang jahat" dibungkam.
Alih-alih menutup mantera dengan kalimat "Maka, jadilah!", Hughes menyarankan agar para penyihir membakar foto Trump seraya mengucapkan "Kamu dipecat!"—yang merupakan kalimat khas Trump dalam acara televisi The Apprentice.
Hughes mengaku sengaja merilis rincian mantera karena dia merasa imbas mantera itu "akan sangat disambut oleh banyak orang".
Dia menekankan bahwa guna-guna yang dikirim tidak bermaksud membuat si penerima mengalami cedera, namun menghentikan si penerima agar dia tidak mencederai dirinya.
"Ini tidak sama dengan menonjok seorang Nazi secara sihir. Namun, mantera ini merebut tanduk banteng dari tangannya, membanting telepon selulernya agar dia tidak bisa mengirim cuitan, mengikatnya, dan melemparkannya ke ruang bawah tanah yang gelap sehingga dia tidak melukai siapapun," papar Hughes.
MaryPat Azevedo, yang ambil bagian dalam sebuah ritual di Arizona, memandang ritual yang dia jalani sebagai "doa pemersatu".