TRIBUNNEWS.COM, BANGLADESH - Keberhasilan Indonesia memberantas dan mencegah teror menarik perhatian Kepolisian Afganistan.
Pola Polri menangani terorisme dengan metode soft power dinilai cukup berhasil, di mana banyak aksi-aksi teror berhasil dicegah sebelum para pelaku teror melancarkan aksinya.
Demikian disampaikan Wakil Kepala Kepolisian RI Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin ketika melakukan pertemuan bilateral dengan Kepala Kepolisian Afganistan Jenderal Polisi Abdulrahman Rahman, di sela Konfrensi Kepala Se-Asia Selatan dan Negara Sekitarnya di Dhaka, Bangladesh, Minggu (12/3/2017).
Komjen Syafruddin mengatakan komunikasi Polri dengan Kepolisian Afganistan merupakan satu hal penting dan memiliki sejarah panjang. Apalagi sejarah terorisme di Afganistan juga panjang.
"Banyak pelaku terorisme yang senior dulu berlatih dan belajar di Afganistan. Syukur alhamdulillah, semua itu bisa kita atasi sampai saat ini di mana pelaku-pelaku itu ada yang dihukum sudah banyak, kemudian ada yang direhabilitasi. Yang senior-senior itu adalah lulusan Afganistan, Imam Samudra dan sebagainya," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Afganistan Jenderal Abdulrahman Rahman memuji pola pemberantasan yang dilakukan Polri melalui Detasemen Khusus 88 Anti .
Secara khusus Kepala Kepolisian Afganistan menyampaikan permintaan bantuan Polri kepada Kepolisian Afganistan untuk bersama-sama menangani terorisme dan ektrimisme yang terjadi di negaranya.
"Setiap hari ada sekitar 20-30 orang anggota polisi Afganistan yang menjadi korban pelaku teror. Mereka ada yang ditembak mati, bahkan menjadi korban bom bunuh diri pelaku teror," kata Abdulrahman.
Karenanya, Kepolisian Afganistan meminta apa yang telah dilakukan Densus 88 AT dapat ditularkan kepada anggota kepolisian Afganistan khususnya pasukan antiteror Afganistan.
Ada beberapa hal yang dibutuhkan dalam kerja sama ini di antaranya peningkatan kapasitas personel Kepolisian Afganistan di bidang intelijen, penguasaan teknologi informasi, latihan bersama dengan Densus 88 AT.
Wakapolri juga melakukan pertemuan dengan Wakil Kepala Polisi Diraja Malaysia Inspektur Jenderal Noor Rashid Ibrahim, serta Kepala Kepolisian Nasional Bangladesh A.K.M Shahidul Hoque
"Untuk Bangladesh, di satu sisi sebagai tuan rumah tapi kejadian-kejadian yang bersifat ekstrimisme itu sudah mulai marak terjadi. Sehingga kita perlu kerja sama sepesifik," tutur Syafruddin.