Masih belum ada kelompok mana pun yang mengklaim bertanggungjawab atas serangan tersebut.
Motif serangan tersangka pun masih belum jelas.
Kantor berita Interfax Rusia mengutip sumber-sumber penegak hukum mengatakan Jalilov dikaitkan dengan ekstrimis ISIS.
Tapi tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai hal tersebut.
Kebanyakan serangan teroris ISIS di Rusia dilakukan orang-orang dari Republik Kaukasus Utara.
Di wilayah tersebut pemberontakan telah berkecamuk sejak perang Chechnya pada 1990-an, 2000-an.
Sementara Jalilov mungkin penyerang Asia Tengah pertama.
Seperti bekas negara Republik Soviet lainnya, termasuk Rusia, Kyrgyzstan telah melihat sejumlah pemuda radikal menuju Suriah dan Irak bergabung dengan ISIS dan kelompok-kelompok ekstremis lain.
Tahun lalu pihak berwenang Kyrgyz melaporkan diperkirakan sekitar 600 warganya telah bepergian ke Irak dan Suriah.
Beberapa diantara mereka telah menjadi pelaku bom bunuh diri.
Lebih lanjut Menteri Kesehatan Rusia menyatakan jumlah korban tewas akibat ledakan bom di kereta bawah tanah St Petersburg bertambah menjadi 14 orang.
Veronika Skvortsova mengatakan dalam sebuah wawancara televisi, Selasa (4/4/2017) bahwa 11 orang tewas di tempat, satu meninggal di ambulans dan dua di rumah sakit.
"Empat puluh sembilan orang masih dirawat di rumah sakit," kata Skvortsova.
Pejabat keamanan Rusia mengungkap pelaku bom bunuh diri asal Kyrgyzstan.