TRIBUNNEWS.COM, MANCHESTER - Perdana Menteri Inggris Theresa May menyebut insiden ledakan di Inggris sebagai "serangan teror mengerikan".
Insiden ledakan terjadi di konser penyanyi pop Ariana Grande, Selasa (23/5/2017), dikabarkan telah menewaskan 22 orang dan mencederai sekitar 59 orang.
Suara dentuman keras terdengar beberapa menit saat konser tersebut berakhir, di Manchester Arena, Manchester, Inggris.
Theresa May mengecam keras kejadian tersebut, yang disebutnya sebagai "serangan teror mengerikan".
"Serangan yang seakan sengaja untuk menargetkan anak-anak tak bersalah," ucap Theresa May.
Baca: Menlu Ungkap Tiga WNI Selamat dari Ledakan di Konser Ariana Grande
Theresa May juga mengatakan bahwa teroris yang melakukannya sengaja untuk menimbulkan korban yang banyak.
Kepolisian Manchester juga menyatakan bahwa pihaknya menangani insiden itu sebagai serangan teror, melalui pengerahan tim gegana ke lokasi.
Anak-anak diketahui termasuk dalam 22 orang korban tewas akibat insiden tersebut.
Itu memang sempat menjadi kekhawatiran besar dari insiden ledakan itu, sebab mayoritas penggemar bintang pop seperti Ariana Grande memang anak-anak dan remaja.
Baca: Simpatisan ISIS Rayakan Serangan Bom Bunuh Diri Manchester
Kedutaan Besar RI (KBRI) untuk Britania Raya dan Irlandia Utara di London, Inggris, juga mengimbau WNI untuk menghindari area konser tersebut.
Selain itu, KBRI London memberikan dua kontak hotline yang bisa dihubungi untuk keadaan darurat.
"Kepolisian Manchester menyediakan nomor telepon darurat +44(0)1618569400. Hotline KBRI +447881221235," cuit KBRI London di Twitter. (NBC News).