TRIBUNNEWS.COM, MANCHESTER - Kepolisian Inggris menyebut bahwa anak-anak termasuk dalam puluhan korban tewas akibat ledakan di Manchester.
Insiden ledakan terjadi di konser penyanyi pop Ariana Grande, Selasa (23/5/2017), yang dikabarkan telah menewaskan 22 orang dan mencederai sekitar 59 orang.
Suara dentuman keras terdengar beberapa menit saat konser tersebut berakhir, di Manchester Arena, Manchester, Inggris.
Saat mengumumkan jumlah korban tewas bertambah dari 20 orang menjadi 22 orang, Kepolisian Manchester menambahkan bahwa anak-anak termasuk dalam hitungan korban tewas itu.
"Yang pasti bisa saya konfirmasi adalah ada anak-anak termasuk menjadi korban tewas itu," jelas Kepala Kepolisian Manchester Ian Hopkins.
Namun, Ian Hopkins mengatakan dirinya tak bisa menjelaskan detail anak-anak umur berapa sajakah yang menjadi korban dalam insiden itu.
"Ini adalah penyelidikan yang bergerak cepak. Kami baru bisa mengatakan bahwa yang meledak itu alat peledak yang diimprovisasi," kata Ian lagi.
Sedangkan, banyak orangtua yang hingga kini mencari keberadaan anak-anaknya yang hilang usai menyaksikan konser tersebut.
Bahkan, ada seorang ibu yang mencari anaknya yang berusia delapan tahun.
Kematian anak-anak memang sempat menjadi kekhawatiran besar dari insiden ledakan itu, sebab mayoritas penggemar bintang pop seperti Ariana Grande memang anak-anak dan remaja.
Perdana Menteri Inggris Theresa May mengecam keras kejadian tersebut, yang disebutnya sebagai "serangan teror mengerikan" karena menargetkan "anak-anak tak bersalah". (Sydney Morning Herald/NBC News)