TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Kepolisian Manchester, Inggris memastikan seorang pria pelaku penyerangan bom di lokasi konser Ariana Grande di Inggris Utara, Senin (22/5/2017) malam turut tewas dalam serangan yang menewaskan 22 orang.
Polisi merilis serangan bom bunuh diri di tengah konser ini telah memakan korban 22 orang tewas, termasuk anak-anak, dan sekitar 59 orang terluka dibawa ke rumah sakit.
Aparat Kepolisian Manchester mengatakan mereka menerima laporan terjadinya ledakan di konser Ariana Grande di Manchester sebelum pukul 22:35:00 waktu setempat pada hari Senin malam.
"Pelaku seorang diri dan bahwa penyerang tewas di tempat kejadian," ujar Kepala polisi Ian Hopkins kepada wartawan.
Dia berkata bahwa polisi sedang "bekerja sama" dengan jaringan anti-terorisme nasional Inggris untuk menyelidiki serangan teror terbesar di Inggris Raya.
Kepolisian masih melakukan penyelidikan, apakah aksi pelaku yang belum diungkap identitasnya itu murni dilakukan seorang diri, atau mendapat sokongan dari orang maupun pihak lain atau jaringan teror mana.
Penyanyi Ariana Grande mengungkapkan belasungkawa dan kesedihannya atas serangan yang menyebabkan korban tewas dalam konsernya di Manchester, Inggris.
"Sangat sedih. Dari lubuk hatiku yang paling dalam. Saya sangat berduka. Saya tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata," tulis Ariana dalam akunnya di Twitter, @ArianaGrande, Selasa (23/5/2017).
Perdana Menteri Inggris, Theresa May mengatakan akan bekerja keras untuk menginformasikan dan membuat rincian lengkap tentang korban yang sedang dirawat.
"Kami memikirkan para korban dan keluarga mereka."
Serangan terjadi kurang dari tiga minggu sebelum pemilihan umum di Inggris Raya yang akan digelar pada 8 Juni.
Atas Hal itu pula, Theresa May dan pemimpin oposisi utama Jeremy Corbyn menangguhkan kampanye dalam rangka pemilihan umum, hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Keputusan ini diambil kedua politisi itu menyusu serangan teror yang terjadi di kota Manchester, Selasa (23/5/2017). (TIME/Reuters/AP)