TRIBUNNEWS.COM, AS - Seorang laki-laki pelaku penikaman dua penumpang kereta api di Portland, Oregon telah ditahan polisi.
Polisi berhasil menangkap seorang laki-laki yang dikatakan telah menikam hingga tewas dua penumpang kereta api di Portland – Orgeon, yang tadinya berupaya menghentikan teriakan dan olok-olok laki-laki tersebut terhadap dua perempuan yang tampak seperti warga Muslim pada hari Jum’at (26/5).
Jeremy Joseph Christian yang berusia 35 tahun hari Sabtu (27/5) ditahan di penjara distrik Multnomah karena diduga melakukan pembunuhan sadis, upaya pembunuhan, intimidasi dan melakukan kejahatan dengan senjata api.
Menurut dokumen di pengadilan, beberapa tahun lalu Jeremy pernah dipenjara karena perampokan dan penculikan.
Ia akan dihadirkan ke pengadilan hari Senin (29/5) dan belum jelas apakah ia sudah memiliki kuasa hukum.
Dua orang tewas ditikam dan satu orang lainnya luka parah akibat penikaman, setelah Jeremy meneriakkan kalimat-kalimat rasis pada dua perempuan, yang salah seorang diantaranya mengenakan jilbab.
Menurut pernyataan kepolisian setempat, penyerang marah dan meneriakkan “kalimat-kalimat bernada kebencian atau bahasa yang bias.”
Hari Jum’at adalah awal dimulainya bulan Ramadhan, bulan paling suci dalam kalender Islam, dan serangan itu mendorong warga kota Portland yang terkenal toleran dan liberal untuk menyelami apa yang sesungguhnya terjadi.
Banyak bunga dan ucapan belasungkawa diletakkan di stasiun kereta api transit dimana insiden itu terjadi.
Walikota Portland Ted Wheeler Sesalkan Insiden Ini
Walikota Portland Ted Wheeler menulis di halaman Facebook-nya “ada begitu banyak kebencian di dunia kita saat ini, dan begitu banyak aksi kekerasan.
Begitu banyak yang ikut terjadi di Portland.” Wheeler sedang dalam penerbangan dari kota di Oregon itu menuju ke London ketika serangan terjadi.
Ia segera terbang kembali ke Portland dengan pesawat pertama dan tiba di kota itu Sabtu siang.
Dyjuana Hudson – ibu salah seorang gadis di kereta api itu – mengatakan pada suratkabar The Oregonian, laki-laki yang kemudian diketahui bernama Jeremy Joseph Christian itu marah dan mengucapkan kalimat-kalimat bernada rasis segera setelah melihat kedua gadis tersebut.
Hudson mengatakan putrinya adalah warga Amerika keturunan Afrika yang sedang bersama seorang temannya yag mengenakan jilbab.
“Laki-laki itu mengatakan warga Muslim seharusnya mati,” ujar Hudson.
“Ia juga mengatakan warga Muslim telah membunuh warga Kristen selama bertahun-tahun,” tambahnya.
Tiga Laki-Laki yang Membela Perempuan Muslim Ditikam, Dua Tewas
Tiga laki-laki yang melakukan intervensi terhadap Jeremy, ditikam.
Satu orang tewas di lokasi kejadian, satu lainnya di rumah sakit. Laki-laki ketiga masih dirawat karena luka-luka.
Kantor berita Associated Press mengutip polisi yang mengidentifikasi dua laki-laki yang tewas itu sebagai Ricki John Best yang berusia 53 tahun dan Taliesin Myrddin Namkai Meche yang berusia 23 tahun.
Laki-laki ketiga yang masih dirawat di rumah sakit karena luka serius diidentifikasi sebagai Micah David-Cole Fletcher yang berusia 21 tahun.
Serangan itu terjadi di kereta api MAX yang menuju ke timur. Kereta api itu kini berhenti di pusat transit, yang segera ditutup demi penyelidikan.
Dewan Hubungan Islam-Amerika menyalahkan meningkatnya insiden anti-Muslim itu sebagian karena perhatian Presiden Donald Trump yang lebih dipusatkan pada kelompok-kelompok Islamis militan dan retorika anti-Muslim. [em].