Dalam wawancara dengan wartawan propemerintah Suriah, ayah Omran mengeluh dia 'digunakan sebagai propaganda'.
Mohammed Daqneesh mengatakan kepada wartawan dari stasiun TV Iran, Al-Alam, kelompok perlawanan di Suriah dan media internasional ingin menggunakan Omran untuk menyerang Presiden Bashar al-Assad.
"Mereka ingin berdagang dengan darahnya dan menerbitkan foto-fotonya."
Daqneesh menambahkan dia sedang duduk bersama putranya yang berusia lima tahun itu ketika rumah mereka diserang pada 17 Agustus 2016.
Meski demikian, Daqneesh tidak mendengar pesawat terbang di udara.
Menurutnya Omran hanya menderita cedera ringan dan darah di wajah putranya menetes dari salah satu luka.
ekaman video memperlihatkan Omran dibawa dari sebuah bangunan yang hancur dan didudukkan di belakang ambulans oleh seorang pria tidak bersenjata yang tampaknya adalah petugas penyelamat.
Yang membuat video adalah Pusat Media Aleppo, AMC, yang mendukung oposisi setelah -menurut mereka- terjadi serangkaian serangan udara Rusia di kawasan Qaterji.
Seorang dokter di rumah sakit tempat Omran dirawat, seperti dilansir BBC pada saat itu Omran menderita cedera di bagian kepala sehingga perlu dijahit dan menderita 'kaget'.
Ketika pasukan pemerintah bergerak maju ke Aleppo pada akhir tahun lalu, Daqneesh dan keluarganya dilaporkan memilih untuk melintasi batas ke kawasan yang dikuasai pemerintah bersama ribuan warga sipil dan bukan mengungsi ke Provinsi Idlib, yang dikuasai pemberontak. (BBC Inodnonesia)