Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Guna sosialisasi lebih lanjut ke para pemilik klub dan toko yang berada di Ginza Tokyo Jepang, pertama kali dalam sejarah sebanyak 150 polisi Jepang dari Divisi ketiga anti kriminal, dikerahkan berkeliling Ginza untuk mengantisipasi uang proteksi (mikajimeryo) yang sampai kini ternyata masih diminta para mafia Jepang (yakuza) di sana.
"Susah sekali memang diberantas 100% kegiatan mikajimeryo oleh para yakuza. Namun polisi akan berusaha semaksimal mungkin menjaga keamanan setempat dan melindungi para pemilik toko dan klub yang ada di Ginza," ungkap sumber Tribunnews.com Selasa ini (11/7/2017).
Kegiatan para polisi Jepang dengan pakaian putih celana hitam mengenakan tanda di lengannya sebagai petugas kepolisian melakukan juga kunjungan dan tanya jawab sejenak dengan para pemilik toko di Ginza, terutam amengenai mikajimeryo yang masih atau tidak ada dihadapi mereka hingga saat ini.
Belum lama seorang anggota yakuza dari kelompok Yamaguchigumi, Umeki Hisashi , ditangkap kepolisian karena masih melakukan mikajimeryo di Ginza dan meminta uang rata-rata 50.000 yen per bulan dari para toko tersebut dan sebulan bis amenghasilkan skeitar 100 juta yen dari uang proteksi tersebut.
Tanggal 1 Februari 2017 para mama pemilik pub di Ginza melakukan unjuk rasa bersama polis, kampanye mikajimeryo berjalan di sekitar Ginza. Namun ternyata sampai dengan saat ini kegiatan tersebut masih tetap ada dan belum dapat dihapuskan sama sekali.
Bahkan ancaman pun dari yakuza bermunculan apabila tidak membayar uang proteksi serta gangguang beraneka ragam seperti pengempesan ban mobil pemilik toko dan hal-hal tidak mengenakkan lainnya.
Info lengkap yakuza dapat dibaca di www.yakuza.in