"Terdengar sampai berkali-kali, banyak sekali. Saya awalnya sempat berpikir itu bukan suara (tembakan) sungguhan," ucap Derek Bernard.
"Tapi, tiba-tiba ada seorang perempuan bersimbah darah dan jatuh. Saat itulah kami sadar bahwa itu adalah bunyi tembakan sungguhan," lanjutnya.
Seorang saksi mata yang tinggal di lantai 32 Mandalay Bay mengatakan dirinya sempat mendengar lebih dari 100 suara tembakan.
"Saya ada di kamar nomor 135 dan saya dengan polisi mengatakan bahwa tembakan datang dari kamar nomor 137," jelas saksi mata yang enggan disebutkan namanya.
"Tembakannya terdengar beruntun, sepertinya sampai lebih dari 100 tembakan. Kami tiarap dan berlindung," sambungnya.
Menurut Sheriff Joseph Lombardo dari Departemen Kepolisian Metropolitan Las Vegas, korban cedera sudah berjumlah 200 orang.
Sedangkan, jumlah korban tewas telah mencapai setidaknya 50 orang, menjadikan insiden tersebut sebagai kejadian penembakan massal paling mematikan sepanjang sejarah AS.
Lombardo mengonfirmasi bahwa terduga pelaku penembakan yang tewas dilumpuhkan kepolisian sudah diidentifikasi.
Diketahui sosok tersebut bernama Stephen Paddock, seorang pria berusia 64 tahun.
Dikatakan Paddock dilumpuhkan setelah polisi menggerebek tempat persembunyiannya di Mandala Bay menggunakan alat peledak.
Polisi kemudian mengumumkan bahwa pihaknya sedang memburu seorang perempuan Asia bernama Marilou Danley, yang diketahui sempat menemani Paddock sebelum melakukan aksinya.
Diduga perempuan tersebut memiliki informasi yang dapat membantu penyelidikan atas insiden tersebut.
Selain seorang perempuan bernama Marilou Danley, polisi juga sedang mencari keberadaan dua kendaraan milik penembak, yakni sebuah Hyundai Tucson dan Chrysler Pacfica. (The Guardian/Daily Mail)