Megacity merupakan kota-kota besar yang berpenduduk lebih dari 10 juta jiwa.
Dari 19 kota yang disurvei, London -yang juga merupakan lokasi kantor pusat Yayasan Thomson Reuters- menjadi kota yang paling bersahabat bagi perempuan.
Adapun peringkat kedua adalah Tokyo, Jepang dan disusul Paris, Perancis.
Wali kota London, Sadiq Khan, mengatakan para perempuan kini memimpin di setiap tingkatan masyarakat di London, baik dalam bidang layanan umum, kesenian, politik, sains, maupun bisnis.
"Namun hal tersebut belum cukup," tambahnya.
"Kemajuan yang kami capai sebagai sebuah kota belum berlangsung cukup cepat," kata dia.
"Kami harus melipatgandakan upaya kami dalam menghapus semua halangan bagi keberhasilan perempuan dan memanfaatkan potensi sepenuhnya."
Di Kairo -yang paling berbahaya bagi perempuan- para pegiat perempuan mengatakan diskriminasi atas perempuan merupakan tradisi yang sudah berlangsung selama berabad-abad.
"Kami masih beroperasi di bawah sebuah negara yang konservatif dan sulit untuk mengambil langkah yang progresif-radikal tentang perempuan dan hukum perempuan."
Hal itu diungkapkan Omaima Abou-Bakr -salah seorang pendiri lembaga pegiat perempuan di Kairo, Forum Perempuan dan Kesadaran.
Sementara, seorang wartawan yang juga pegiat perempuan, Shahira Amon, mengatakan, perempuan di Kairo pun sering menjadi sasaran pelecehan.
"Semua hal terkait kota ini sulit buat perempuan. Kami melihat perempuan berjuang di semua aspek."
"Bahkan berjalan kaki yang sederhana saja, mereka menjadi sasaran pelecehan, baik lisan maupun fisik."
Berita ini telah dimuat di Kompas.com dengan judul: Ini 10 Kota di Dunia Paling Berbahaya bagi Perempuan, Adakah Jakarta?