TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Presiden Amerika Serikat Donald Trump membuktikan ancamannya kepada pihak-pihak yang 'melawan'.
Ya, setelah mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota Israel, Trump pun menebar ancaman kepada negara yang mendukung resolusi PBB soal status Yerusalem.
Tercatat, ada lebih dari 128 negara yang mendukung resolusi PBB menolak klaim AS bahwa Yerusalem merupakan ibu kota Israel.
WAJIB DIBACA: Hamas Ngamuk soal Yerusalem, Bicara Seperti ini ke Amerika Serikat
Trump merasa terhina dengan penolakan itu.
Karenanya, Trump mengancam bakal mencabut atau mengurangi bantuan uang dari AS untuk negara-negara tersebut.
AS mengambil langkah drastis dengan memotong sumbangan negara itu kepada PBB atas alasan ingin menjadikan badan dunia tersebut lebih efisien, selain menjaga kepentingan AS.
Anggaran PBB kini berada dalam sorotan AS, kata seorang pegawai badan dunia itu kepada Bernama--kantor berita Malaysia, Rabu (27/12/2017).
Keputusan itu lebih jelas saat Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, mengeluarkan pernyataan bahwa AS memotong lebih US$285 juta dari anggaran PBB.
Hingga akhirnya diputuskan menetapkan anggaran PBB pada 2018-2019 sebanyak US$5.4 miliar.
“Kami tidak akan membiarkan kemurahan hati rakyat Amerika dimanfaatkan atau tanpa batasan,” kata Haley.
“Anda boleh melihat kami akan terus mencari jalan untuk meningkatkan efisiensi PBB dan pada masa yang sama, melindungi kepentingan kami.”
Uang, pada dasarnya, bakal menjadi kunci untuk mencapai misi objektif AS dalam badan dunia itu.
Masalah ini telah dijelaskan ketika Haley mengambil alih jabatan sebagai Duta AS pada awal 2017.