Pada postingan sebelumnya, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa di hari keenam lawatannya ke lima negara di Asia, ia terbang menuju Kabul, Afghanistan dengan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1.
"Seharian penuh di Kabul, saya akan bertemu dengan Presiden Ashraf Ghani, lalu Majelis Perdamaian Tinggi Afghanistan, dan mengunjungi Istana Darul Aman," jelasnya.
Beberapa hari lalu, Jokowi menjelaskan, kota ini diguncang bom mobil menggunakan ambulans, yang menewaskan lebih seratus orang.
"Lalu pagi ini terdengar kabar serangkaian ledakan juga terdengar di Kabul, tak jauh dari sebuah akademi militer," ucap Jokowi jelang keberangkatannya ke Kabul.
Seperti yang ia sampaikan di depan Parlemen Pakistan, hari Jumat lalu, umat Islam adalah korban terbanyak dari konflik, perang dan terorisme.
Datanya sangat memprihatinkan, kata Jokowi, 76 persen serangan teroris terjadi di negara Muslim dan 60 persen konflik bersenjata di dunia terjadi di negara Muslim.
"Lebih jauh lagi, jutaan saudara-saudara kita harus keluar dari negaranya untuk mencari kehidupan yang lebih baik, 67 persen pengungsi berasal dari negara Muslim," kata Jokowi.
Ancaman radikalisme dan terorisme terjadi di mana-mana. Tidak ada satu pun negara yang kebal darinya.
Baca: Pengakuan Dewi Soekarno: Pernah Dilamar 2 Juta Orang Kaya Amerika Sebelum Akhirnya Dinikahi Soekarno
Serangan terorisme terjadi di hampir semua negara termasuk di Indonesia dan Pakistan, dan sekarang di Afghanistan.
"Apakah kita akan biarkan kondisi yang memprihatinkan ini terus berulang terjadi? Tentu tidak," tegas Jokowi.
"Kita tidak boleh membiarkan negara kita, dunia, berada dalam situasi konflik. Penghormatan kita kepada kemanusiaan, kepada humanity, seharusnya yang menjadi pemandu kita dalam berbangsa dan bernegara," ucapnya.
Jokowi Tetap Berkunjung Meski Tak Kondusif
Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengatakan Presiden Jokowi tetap melakukan kunjungan kerja ke Afghanistan, meskipun kondisi di negara tidak kondusif setelah adanya aksi bom bunuh diri.
Untuk itu Pratikno mengatakan, pengamanan Jokowi selama di Afghanistan sudah dimaksimalkan, mulai dari pasukan pengamanan presiden (Paspampres) Indonesia maupun dari pihak Afganistan.