Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, KATHMANDU - Pesawat Penumpang membawa 71 penumpang dari Bangladesh jatuh dan hancur terbakar pada Senin (12/3/2018) di ibukota Kathmandu, Nepal.
Puluhan orang dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Namun, hingga kini masih belum diketahui jumlah pasti penumpang meninggal dunia dalam peristiwa tersebut di tengah hiruk pikuk penyelamatan korban.
Brigjen Bhandari, juru bicara tentara Nepal, menyatakan 50 orang tewas dan nasib yang lain masih belum diketahui pasti.
Tetapi seorang petugas kepolisian, yang enggan namanya disebutkan mengatakan setidaknya 38 orang meninggal, 23 orang terluka dan 10 penumpang lainnya masih belum diketahui nasibnya.
Seorang wartawan AP yang tiba di tempat kejadian segera setelah kecelakaan, melihat baling-baling pesawat U.S Bangla Airlines hancur berkeping-keping.
Selain itu puluhan petugas pemadam kebakaran dan petugas penyelamatan berkerumun di sekitar puing-puing di padang rumput di dekat landasan pacu.
"Pesawat meliuk berulang kali seperti siap untuk mendarat di Kathmandu," kata Amanda Summers, warga Amerika yang bekerja di Nepal.
"Pesawat terbang begitu rendah saya pikir itu akan lari ke pegunungan, " kata Summers, yang menyaksikan kecelakaan dari teras rumahnya, tidak jauh dari Bandara.
"Tiba-tiba di sana terdengar sebuah ledakan dan kemudian ledakan demi ledakan terdengar. "
Tak berselang lama kru pemadam kebakaran dengan cepat datang, katanya, meskipun awan-awan hitam pekat telah membubung ke langit di atas kota.
"Pesawat telah mengitari Bandara dua kali karena menunggu izin untuk mendarat," ujar Mohammed Selim, manajer maskapai di Kathmandu, kepada Stasiun Somoy TV melalui telepon.
U.S Bangla Airlines mengoperasikan pesawat Boeing 737-800 dan pesawat kecil Bombardier Dash 8 Q-400. (AP)