TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Presiden Tiongkok Xi Jinping menyampaikan selamat melalui sambungan telepon kepada Vladimir Putin karena kembali terpilih menjadi Presiden Rusia pada Senin (19/3/2019) kemarin.
Xi Jinping menekankan, Tiongkok dan Rusia adalah mitra kerja sama strategis komprehensif yang berbagi suka duka bersama.
"Saya dan Presiden Putin telah berkali-kali mengadakan pertemuan dan di bawah kepemimpinan kita, hubungan Tiongkok-Rusia telah berhasil melewati ujian perubahan situasi internasional dan kini hubungan itu berada di periode terbaik sepanjang sejarah," ucap Presiden dari Negeri Tirai Bambu ini.
Sebagai dua negara besar di dunia, kata Xi, Tiongkok bersedia terus bergandengan tangan dengan Rusia untuk mempererat komunikasi dan kerja sama, bersama-sama merancang pengembangan hubungan kedua negara pada masa mendatang guna membawa hubungan Tiongkok-Rusia menuju era baru.
Baca: Mengapa Trump tak ucapkan selamat ke Putin, padahal menang besar di Pilpres Rusia?
Bak berbalas pantun, Putin pun sekali lagi mengucapkan selamat kepada Xi Jinping yang terpilih sebagai Presiden Republik Rakyat Tiongkok.
Putin menyatakan, keputusan penting yang diambil dalam Sidang KRN Tiongkok sekali lagi membuktikan bahwa Xi Jinping memiliki kewibawaan yang tinggi dan didukung oleh seluruh rakyat Tiongkok.
Putin menambahkan, serangkaian keputusan yang diluluskan dalam Sidang KRN kali ini akan mendorong perkembangan Tiongkok secara lebih lanjut.
Rusia mengucapkan selamat dan mendukung keputusan tersebut. Berkat upaya Xi Jinping, hubungan kerja sama strategis dan komprehensif Rusia-Tiongkok kini berada di level tertinggi dalam sejarah.
Rusia menghargai persahabatan dengan Tiongkok, bersedia mempererat kontak tingkat tinggi dengan Tiongkok, dan memperdalam hubungan kemitraan kerja sama strategis komprehensif.
Usai dinyatakan menang dalam pilpres Rusia, Putin berjanji akan fokus pada isu-isu domestik dan meningkatkan standar hidup masyarakat Rusia pada masa jabatan enam tahun berikutnya.
Sebab selama ini Rusia, kata Putin, telah menghabiskan sebagian besar anggaran untuk membuat senjata baru.
Dia menambahkan, untuk sementara waktu tidak akan menghabiskan besar-besaran anggaran untuk kepentingan pertahanan bangsa. Rusia akan benar-benar mengurangi pemborosan anggaran untuk senjata tahun ini hingga 2019.
Karena itu Putin pun berjanji Senin (19/3/2018), tidak akan terlibat dalam perlombaan senjata.
Awal bulan ini, Putin meluncurkan serangkaian senjata nuklir baru yang diklaim tidak mampu untuk dicegat oleh persenjataan tercanggih yang ada.
Lebih lanjut Putin mengatakan bahwa Rusia akan berusaha membangun hubungan dengan negara-negara lain dan tidak akan terlibat dalam perlombaan senjata.
"Kita tidak berniat untuk mempercepat semacam perlombaan senjata, dan sebaliknya, kami akan mengembangkan hubungan yang konstruktif dengan semua negara-negara dunia."
Dalam pemilihan Presiden kali ini, Putin memenangkannya untuk keempat kalinya dengan perolehan suara hampir 77 persen.
Karena itu Komisi Pemilihan Sentral Rusia (CEC) mengumumkan presiden petahana, Putin unggul dalam pilpres 2018 pada Minggu (18/3/2018).(China Radio International/AP/REUTERS/France24)