TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Komisi pemilihan umum Malaysia (EC) menyarankan pemilih untuk tidak mempercayai atau dipengaruhi oleh pesan palsu (hoax) yang diedarkan di sosial media oleh sumber yang tidak jelas.
Ketua EC Mohd Hashim Abdullah mengatakan distribusi pesan-pesan palsu dalam bentuk klip video, teks dan gambar pada media sosial mendapatkan momentum menjelang pemungutan suara untuk pemilihan umum ke-14.
Dia pun megklarifikasi pesan hoax, yang menyatakan Sabtu lalu suara telah dihitung dalam beberapa konstituen Parlemen.
"Suara ini akan hanya dihitung dari 16.00 pada tanggal 9 Mei (pemungutan suara hari). Menghitung akan berlangsung di Ruangan Khusus EC pusat," katanya dalam sebuah pernyataan.
Mohd Hashim juga membantah klaim bahwa ruang untuk nama-nama calon tertentu dalam pemilihan telah digosok dengan lilin untuk membuatnya sulit bagi para pemilih untuk memilihnya.
Ia pun sudah meminta staf EC untuk memeriksa setiap kertas suara untuk memastikan tudingan itu tidak benar.
Mohd Hashim mengatakan EC juga menolak pesan hoax bahwa suara bisa mengklaim biaya transportasi di kantor dengan menunjukan kartu identitas mereka dan mereka akan mendapat antara RM10 dan RM1.000.
Total 14.449.200 pemilih terdaftar akan memberikan suaranya mulai pukul 08.00 hingga 17.00
Pemilihan, menentukan pemerintah yang akan mengelola negara selama lima tahun berikutnya, yang memperebutkan 222 kursi Parlemen dan 505 kursi di 12 dari 13 Majelis negara.
Dalam pemilu kali ini, akan bersaing antara Koalisi petahana yang dipimpin oleh Perdana Menteri Najib Razak dengan mantan Perdana Menteri Mahathir Mohammad.
Sebuah survei independen Merdeka Center menunjukkan koalisi gabungan pemerintah Perdana Menteri Najib Razak kehilangan suara di Semenanjung Malaysia, meskipun ia masih bisa memenangkan pemilihan besok.
Survei yang dirilis pada Selasa (8/5/2018) menunjukkan koalisi partai Barisan Nasional (BN) akan memenangkan 37,3 persen suara pemilih di Semenanjung Malaysia. Atau turun dari 40,3 persen dibanding survei minggu lalu.
Aliansi oposisi dukungannya berada di 43,4 persen suara pemilih.
Masih berdasarkan Survei independen tersebut, koalisi Najib diperkirakan akan mendapatkan 100 dari 222 kursi di Parlemen.
Sementara aliansi oposisi akan memenangkan 83 kursi.(Bernama/Channel News Asia/Reuters/AP)