Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Hilangnya miliaran dolar, kemarahan warga Malaysia, serta terpilihnya perdana menteri baru yang berjanji akan membawa keadilan untuk negeri jiran tersebut, tampaknya menjadi pertanda buruk bagi Najib Razak yang diguncang kekalahan di Pemilu pekan ini.
Dikutip dari laman Free Malaysia Today, Sabtu (12/5/2018), para pemilih itu telah menggulingkan pemimpin yang dilanda skandal dan rezim otoriter yang telah menyebabkan negara itu berada dalam masalah selama enam dekade.
Mereka kemudian menyerahkan kekuasaan kepada kubu oposisi yang dipimpin mantan otokrat Mahathir Mohamad yang kini telah berusia senja.
Terkait kinerja Najib, terpilihnya Mahathir memunculkan permasalahan baru dalam kasus 1MDB.
Mahathir yang baru saja dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia, berjanji untuk melakukan penyelidikan terhadap dugaan penyelewengan dana miliaran dolar yang dilakukan Najib pada 1MDB.
Dalam konferensi pers usai kemenangannya yang mengejutkan itu, Mahathir yang sebelumnya telah memimpin Malaysia selama dua dasawarsa dan kemudian kembali dan bertekad untuk menggulingkan mantan anak didiknya, Najib, bersumpah untuk 'memulihkan aturan hukum' di negeri jiran itu.
Dana tersebut, 1Malaysia Development Berhad (1MDB), didirikan oleh Najib pada 2009 silam yang dinilai 'seolah' sebagai bentuk promosi pembangunan ekonomi Malaysia.
Namun kemudian segera muncul dugaan bahwa uang itu raib.
Baca: Sidang Perdana Kasus BLBI Digelar Senin Lusa
Skandal itu kemudian mengemuka pada 2015 lalu saat laporan muncul dan menyebut bahwa Najib menerima USD 681 juta yang masuk dalam rekening pribadinya.
Penyelidikan di dalam negeri telah membersihkan kembali namanya dan menyimpulkan bahwa uang itu merupakan sumbangan dari keluarga kerajaan Arab Saudi.
Najib Razak juga telah membantah telah melakukan kesalahan.
Baca: Kementerian Pertanian: Pasokan Telur dan Ayam Aman Selama Ramadan
Namun Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menuduhnya dalam gugatan perdata bahwa USD 4,5 miliar itu dijarah dari dana 1MDB dan digunakan untuk membeli berbagai hal.
Mulai dari real estate mewah AS hingga karya seni dan kapal pesiar mewah.