TribunWow.com/Tiffany Marantika
TRIBUNNEWS.COM - Kasus pembunuhan Altantuya Shaariibuu kembali mencuat setelah Presiden Mongolia mendesak Mathatir untuk mengusutnya.
Kasus Altantuya merupakan pembunuhan yang dilakukan oleh para penculik dengan dibunuh serta ditembak dua kali.
Tidak sampai disitu, jasad Altantuya kemudian diledakkan dengan bom C-4, bom militer di Malaysia.
Dilansir Tribunwow dari Science How Stuff Works, Jumat (1/6/2018), bom C-4 merupakan bom plastik eksplosif dengan efek ledakan besar.
Bentuknya padat, bisa seperti tongkat kecil atau persegi dan bisa diledakkan dengan menggunakan timer, remote control, kontak kunci, dan sebagainya, diproduksi di Amerika dan Eropa.
Bagi pengamat bom, C-4 ini memiliki kekuatan yang besar untuk menghancurkan daerah sekitarnya.