"Saya tidak pernah tahu betapa buruknya itu," tambahnya.
Pada awalnya, Rebecca menutup akun Facebook-nya setelah menerima ratusan pesan mengancam.
Dia mengembalikannya setelah dia dihubungi oleh petugas dari Unit Juru Bicara IDF.
"(Petugas) mengatakan kepada saya bahwa tidak ada risiko untuk keselamatan saya," kata Rebecca.
Juru bicara IDF pun mendorong Rebecca untuk membuat video sebagai tanggapan atas klaim tersebut yang kemudian diunggah oleh kelompok advokasi pro-Israel, StandWithU.
Dalam video tersebut, Rebecca mengatakan bahwa Freedom for Gaza telah mengakibatkan ratusan pesan kebencian dan ancaman pembunuhan terhadap hidupnya dan teman-temannya.
Dia juga mengatakan bahwa halaman Facebook pendukung kelompok-kelompok teror Palestina dan harus mendorong protes terhadap Hamas, jika para administrator khawatir tentang nasib warga Gaza.
“Mereka mengatakan kepada saya apa yang harus saya katakan di video. Saya sedikit ketakutan. Saya baru saja mengatakannya. Mereka mengatakan kepada saya bahwa itu akan membantu menghentikan ini, ”kata Rebecca.
Menyadari klaim yang dibuat salah, akun Facebook Freedom for Gaza pun langsung memberikan klarifikasi mereka dan mengedit unggahannya.
Freedom for Gaza menjaga unggahan aslinya tetap utuh tetapi menambahkan pemberitahuan di bagian atas bahwa mereka sadar klaim yang menyebar itu salah.
Kini Rebecca sedang menunggu seluruh masalah berakhir.
"Saya menunggu kabar dari polisi, tetapi selain itu, saya hanya menunggu untuk menyelesaikannya," katanya.
"Tidak banyak yang bisa saya lakukan selain itu."
VIRAL: Sederet Fakta Menyayat Hati Razan Al Najjar, Ratapan Sang Ibunda hingga Ucapan Terakhir
Simak video pengakuan Rebecca di bawah ini!
(Tribunnews.com/Natalia Bulan Retno Palupi)