Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MANILA - Kepolisian Filipina telah menangkap lebih dari 10 ribu orang lantaran berkeliaran di jalanan selama dua pekan terakhir ini.
Penangkapan itu dilakukan setelah Presiden Filipina Rodrigo duterte mengeluarkan perintah untuk mengumpulkan para 'pemalas' itu demi menghindari potensi masalah bagi publik.
Dilansir dari laman Al Jazeera, Jumat (29/6/2018), sebagian besar penangkapan itu melibatkan laki-laki yang berasal dari distrik yang paling miskin dan padat penduduknya di kota metropolitan Manila.
Baca: Soal Larangan Ekspor CPO, Mahathir Bilang Uni Eropa Juga Pernah Fitnah Malaysia Tebang Hutan
Namun selain didominasi laki-laki, diantaranya juga terdapat perempuan dan anak di bawah umur yang ditemukan sedang berada di luar rumah selama jam malam.
"Apa yang ingin kami sampaikan (kepada masyarakat) adalah atmosfer yang aman," kata Jenderal Joselito Esquivel, seorang kepala polisi dari distrik pinggiran kota Manila.
Baca: Terus Didesak Amerika Serikat, India Bersiap Pangkas Impor Minyak dari Iran
"Kami mencoba untuk menegakkan hukum terhadap perilaku seperti berpakaian setengah telanjang, buang air kecil di depan umum, atau minum (akohol) di tempat umum seperti di jalanan," tambah Esquivel.
Kota metropolitan Manila memiliki populasi 12,8 juta penduduk pada 2015 lalu, dengan rata-rata 20.785 orang berbagi ruang setiap kilometer persegi.
Baca: Sempat Alot Selama 10 Jam, Para Pemimpin Uni Eropa Sepakat Kendalikan Masuknya Migran dan Pengungsi
Di daerah kumuh, banyak orang yang lebih memilih tinggal di luar rumah karena hanya memiliki lapak sempit dan ventilasi yang buruk.
Iklim tropis di negara itu semakin menyemarakkan musim panas yang terik dan musim hujan yang lembab.
Sehingga para pria sering pergi keluar rumah tanpa baju menempel di badan mereka, bahkan saat mereka sedang berada di tempat umum.
Perilaku ini yang sering terlihat di lingkungan yang memiliki tingkat kekerasan tinggi di wilayah itu, sehingga dikaitkan dengan kejahatan jalanan.