TRIBUNNEWS.COM, OSAKA - Dua bandara yang berada di dekat Bandara Internasional Kansai yang terdampak Topan Jebi di Jepang bagian Barat, akan segera menerima sebagian penerbangan reguler Kansai sebagai bentuk langkah sementara.
Hal itu karena Bandara Internasional Kansai belum bisa beroperasi secara penuh pasca dilanda badai pekan lalu.
Di bandara itu hanya ada beberapa pengoperasian penerbangan domestik dan internasional saja untuk saat ini, dengan jumlah penerbangan jauh lebih rendah dari biasanya.
Untuk mengantisipasi hal itu, Kementerian Transportasi Jepang telah meminta Bandara Internasional Osaka untuk menerima 40 penerbangan yang dialihkan dari Bandara Kansai.
Sedangkan Bandara Kobe akan menerima 30 penerbangan.
Dikutip dari laman NHK World, Rabu (12/9/2018), Dewan perwakilan 10 kotamadya yang berada di wilayah bandara Osaka telah melakukan pertemuan pada Rabu pagi waktu setempat, dan setuju untuk menerima 40 penerbangan Kansai yang dialihkan ke bandara di wilayah mereka, termasuk penerbangan internasional.
Kendati demikian, dewan tersebut memutuskan untuk menolak permintaan lainnya terkait perpanjangan jam operasional bandara selama satu jam hingga pukul 22.00 waktu setempat, karena alasan kebisingan.
Perlu diketahui, Bandara Internasional Osaka merupakan bandara yang terletak di wilayah perkotaan.
Dewan tersebut juga meminta Kementerian Transportasi untuk menginstruksikan maskapai penerbangan terkait untuk menggunakan pesawat yang memiliki tingkat kebisingan minim pada penerbangan di Osaka.
Wali Kota Itami, Yasuyuki Fujiwara yang memimpin Dewan itu mengatakan bahwa pihaknya memutuskan untuk menerima pengalihan tersebut karena khawatir terjadinya penundaan penerbangan lanjutan di Kansai akan merusak ekonomi secara lokal hingga keseluruhan di negara tersebut.
Menyadari bahwa pihaknya tidak bisa menerima lebih banyak penerbangan dengan alasan kebisingan, ia pun meminta penerbangan malam dialihkan ke Kobe yang juga dibangun di atas pulau buatan seperti Kansai.
Sementara itu, Wali Kota Kobe, Kizo Hisamoto menyatakan pihaknya setuju dengan kerjasama tersebut dan mau menerima pengalihan yang diperkirakan mencapai 30 penerbangan itu.