News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sayonara Dapur Jepang Tsukiji, Sampai Jumpa 11 Oktober di Toyosu Pasar Ikan Baru

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Staf toko sushi Daiwa di Tsukij sore ini melepas Noren (tirai kain yang dipasang di pintu masuktoko) karena hari terakhir penjualan di Tsukiji.

Ikan yang ditangkap masuk tengah malam, lalu sekitar jam 3 pagi mulailah dilelang sampai sekitar jam 4 pagi. Toko-toko sushi pun mulai menjual dari jam 7 pagi dan yang laris biasanya jam 11 pagi sudah habis terjual.

Sejarah Pasar Tsukiji

Pasar Tsukiji bermula dari pasar ikan dekat jembatan Nihonbashi yang melayani kebutuhan penduduk Tokyo sejak zaman Edo. Ketika terjadi gempa bumi besar Kanto September 1923, semua pasar ikan dan pasar basah di Tokyo habis terbakar. Dewan kota memutuskan untuk mendirikan pasar grosir di Tokyo. Salah satunya adalah Pasar Tsukiji.

Pemerintah kota membeli lahan tanah negara (bekas lokasi Akademi Angkatan Laut, Pusat Riset Teknologi Angkatan Laut) untuk dijadikan lokasi pasar. Setelah membeli bagian laut yang boleh diuruk, pembangunan pasar dimulai dari menguruk laut selama 3 tahun 3 bulan sejak Maret 1928.

Dari total luas lahan 196.729 m², 16.631,4 m² adalah lahan hasil pengurukan. Pembangunan gedung dan fasilitas penunjang berlangsung dari Desember 1930 hingga April 1933, mulai dari lemari es, pabrik es, tempat lelang, ruang penyimpanan pisang, hingga ekspansi jalur kereta api sepanjang 2,710 meter dari Stasiun Kargo Shiodome. Pembangunan semua fasilitas penunjang selesai bulan Agustus 1934.

Pedagang yang mulai berjualan di Pasar Tsukiji sejak tahun 1934 adalah pedagang asal pasar ikan air tawar Nihonbashi, dan pedagang ayam/telur. Pedagang sayuran dan buah mulai berjualan sejak Februari 1935, pedagang ikan laut sejak Juni dan November 1935, diikuti pedagang grosir, pedagang sayuran/buah, pedagang tsukemono, dan pedagang lainnya.

Pada tahun 1937, terjadi Perang Tiongkok-Jepang Kedua, pemerintah menerapkan kebijakan ekonomi terpusat yang menghapus sistem pialang. Setiap keluarga diberi jatah kupon pangan untuk ditukar makanan, dan jumlah barang dagangan yang masuk ke pasar amat sedikit.

Setelah Perang Dunia II berakhir, pemerintah kembali membebaskan kegiatan perdagangan. Barang-barang yang diperdagangkan di pasar semakin banyak. Pedagang grosir semakin banyak sehingga timbul persaingan tidak sehat. Pada tahun 1955, sembilan belas pedagang grosir hasil laut dipaksa untuk merger menjadi 7 pedagang grosir yang ada hingga sekarang. Pedagang grosir sayuran dan buah atas inisiatif sendiri merger menjadi 4 pedagang grosir.

Plakat peringatan Daigo Fukuryu Maru

Pada tahun 1954, kapal penangkap ikan Daigo Fukuryū Maru sedang berada di luar daerah bahaya ketika Amerika Serikat mengadakan eksperimen desain Teller-Ulam (Operasi Castle Bravo) di atol Bikini. Setelah kembali ke Jepang, ikan tuna dan cucut selendang yang ditangkap kapal Daigo Fukuryū Maru dilelang di Pasar Tsukiji pada 13 Maret.

Hasil tangkapan tersebut ternyata terkontaminasi radioaktif. Lelang dihentikan, dan hasil tangkapan nelayan lain ikut tidak bisa dijual. Hasil tangkapan dikubur di dalam kompleks pasar.

Di atasnya didirikan monumen peringatan "tuna bom atom". Sehubungan dengan pekerjaan proyek renovasi pasar yang berlangsung sejak 2006, monumen dipindahkan sementara ke Gedung Pameran Daigo Fukuryu Maru di Yumenoshima, Tokyo.

Sebagai penggantinya, di bagian luar dinding pasar ditempel plakat peringatan Daigo Fukuryu Maru.

Kini semuanya berakhir dan semua ratusan toko berbondong pindah ke Toyosu mulai besok Sabtu hingga Rabu minggu depan dan Kamis 11 Oktober 2018 rencana dibuka resmi pasar ikan Toyosu masih di Tokyo, stasiun kereta api Shijomae.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini