Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Masakaki atau dekorasi persembahan dari Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe disampaikan ke kuil perjuangan tentara Jepang saat Perang Dunia II, Kuil Yasukuni di Tokyo, Rabu (17/10/2018).
"Sejak kemarin PM Jepang sudah ada di Eropa, jadi sangat tidak benar kalau orangnya ada atau datang ke Kuil Yasukini," kata sumber Tribunnews.com, Kamis (18/10/2018).
Masa terbaik persembahan dan doa serta nyekar ke Kuil Yasukuni bagi arwah tentara kekaisaran Jepang saat Perang Dunia II dimulai Rabu (17/10/2018) sampai dengan 20 Oktober mendatang.
Selain Masakaki dari PM Abe, terlihat juga Masakaki dari Menteri Tenaga Kerja serta Ketua Parlemen Majelis Tinggi Jepang berderet di Kuil Yasukuni tersebut.
"Itu soal pribadi kalau ke Kuil Yasukuni, pemerintah tidak akan berkomentar," kata Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga.
Baca: Soal Pemimpin Merakyat, Adian Singgung Sandiaga, Jokowi, Soeharto dan Anaknya
Dekorasi ini berdiri di sebelah kiri dan kanan altar di tempat suci.
Biasanya warna warni pada Masakaki berujung (jadi satu) hijau, kuning, merah, putih, biru, lima warna sutra dan dikalikan dengan tiga jenis harta suci.
Visualisasi seolah pedang yang tergantung di sisi kiri, dan lengkungan (magatama) di sisi kanan.
Kadang-kadang kita menyebut sebagai berdirinya keseluruhan tempat suci sejati.
Penggambaran dekorasi tersebut sebagai mitos mitologi Jepang berupa kisah tentang kisah "Ihotsumasakaki" di Gua Amenoiwaya dengan pedang dan sutera lima warna.
Masakaki juga digunakan sebagai hiasan kepala kuil di berbagai tempat suci pada kerajaan- kerajaan di Zaman Meiji.
Lima warna sutra mewakili lima elemen yang membentuk langit dan bumi dalam teori lima Yin-Yang, kayu, api, tanah, emas, air.
Untuk pemakaman, menggunakan warna putih sejati dengan warna kuning.