TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Pejabat PBB yang bertugas memimpin penyelidikan internasional terkait kasus pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi memaparkan temuannya.
Agnes Callamard, Pelapor PBB untuk Eksekusi Ekstrayudisial, Arbitrase, dan Ringkasan melakukan investigasi di Turki pada pekan lalu.
Mereka mengunjungi sejumlah tempat yang dianggap berhubungan dengan kematian kolumnis media Amerika Serikat (AS) The Washington Post itu.
Antara lain kantor Konsulat Saudi di Istanbul, tempat yang menjadi lokasi terjadinya pembunuhan Khashoggi pada 2 Oktober 2018.
Baca: Temuan penyelidikan tim PBB: Arab Saudi membatasi penyelidikan pembunuhan Jamal Khashoggi
Berdasarkan pernyataan Callamard yang dirilis PBB, dia telah mengumpulkan berbagai bukti selama menjalankan misinya di Turki.
"Bukti awal menunjukkan Khashoggi adalah korban pembunuhan brutal dan terencana dari pejabat Saudi," ucap Callamard dilansir AFP Kamis (7/2/2019).
Laporan lengkap Callamard dijadwalkan bakal dipaparkan di hadapan Dewan HAM PBB di Jenewa Juni mendatang.
Namun publikasinya bisa terjadi pada Mei. Dalam laporan tersebut, Callamard bakal memberikan sejumlah rekomendasi yang sifatnya tidak mengikat.
Dia berkata mendapat izin Turki guna menggelar investigasi.
Bertemu dengan kepala jaksa penuntut maupun kepala intelijen Turki, Callamard berujar dia sudah mendapat akses ke "informasi krusial" pembunuhan.
Di antaranya adalah akses menuju bukti rekaman pembunuhan yang diperoleh penyelidik Turki yang dideskripsikan "sangat, sangat mengerikan".
Meski begitu, Callamard mengakui timnya tidak mempunyai kesempatan untuk membuktikan rekaman pembunuhan tersebut asli.
Callamard melanjutkan, dia mempunyai perhatian besar terhadap peradilan yang dilakukan pemerintah Saudi kepada terduga pelaku pembunuhan.
Pada Desember 2018, Riyadh menuntut 11 orang sebagai pelaku yang mengeksekusi pembunuhan tersebut, dengan lima di antaranya dituntut hukuman mati.