TRIBUNNEWS.COM - Korban tewas penembakan di trem Kota Utrecht, Belanda, bertambah menjadi tiga orang.
Pemerintah Utrecht, Belanda, mengonfirmasi korban tewas dalam insiden penembakan di trem bertambah jumlahnya.
Wali Kota Utrecht, Jan van Zanen, dalam keterangan video di Twitter sebagaimana dilaporkan AFP, Senin (18/3/2019), mengatakan, korban tewas bertambah jadi tiga orang.
"Pada tahap ini, kami mengonfirmasi terdapat tiga korban tewas dan sembilan terluka, tiga di antaranya berada dalam kondisi serius," ucap Zanen di laman Kompas.com.
Ia menambahkan, jajarannya bekerja cepat dengan menduga penembakan yang terjadi pada pukul 10.45 waktu setempat itu sebagai serangan teroris.
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan segala upaya dikerahkan untuk menangkap pelaku yang kemungkinan tidak bekerja sendiri.
"Negara kami saat ini tengah dikejutkan oleh serangan di Utrecht," katanya dilansir The Guardian.
"Polisi dan jaksa tengah menyelidiki apa yang terjadi sebenarnya," ujarnya.
Koordinator anti-terorisme, Pieter-Jaap Aalbersberg, dalam konferensi pers mengatakan operasi kompleks tengah dilancarkan untuk mengungkap pelaku.
Polisi Utrecht melalui kicauan di Twitter merilis potongan gambar CCTV pelaku yang diidentifikasi bernama Gokmen Tanis, dan lahir di Turki.
Otoritas penegak hukum menyatakan Tanis berusia 37 tahun, dan memperingatkan warga yang kebetulan melihatnya untuk tidak mendekatinya.
Aalbersberg melanjutkan, level ancaman di Provinsi Utrecht telah dinaikkan ke tingkat lima yang notabene adalah status tertinggi.
Sekolah hingga kampus setempat telah diperintahkan untuk mengunci pintu dengan peringatan dikirim ke Amsterdam, Rotterdam, hingga Den Haag.
Dewan lokal meminta warga untuk tetap berada di dalam rumah setelah lokasi kejadian yang berada di kawasan 24 Oktoberplain ditutup.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penembakan di Trem Utrecht, Korban Tewas Bertambah Jadi 3 Orang".