Sayangnya, belum satu pun pesawat-pesawat itu terjual hingga hari ini.
Salah satu penyebabnya adalah masalah dokumen-dokumen legal.
Sejumlah individu juga berminat untuk membeli termasuk pebisnis Perancis yang tinggal di Albania, Julien Roche yang ingin menempatkan salah satu pesawat itu di taman miliknya.
"Sulit untuk mendapatkan pesawat sejenis ini sekarang, karena sebagian besar sudah dihancurkan dan tidak disimpan seperti di Albania," ujar Roche.
Roche sudah memesan salah satu model yang tertua, MiG-15 buatan China dengan harga sekitar 10.000 euro atau hampir Rp 160 juta.
Pesawat incaran Roche ini sempat digunakan AU Korea Utara sebelum diberikan kepada Albania sebagai hadiah.
Seperti halnya 7.000 bunker beton yang tersebar di seluruh Albania, pangkalan udara Gjader yang tersembunyi merupakan bagian dari rencana diktator Enver Hoxha.
Sang diktator berencana membentengi negeri itu dari kemungkinan invasi asing yang sebenarnya tak pernah terjadi.
Lebih dari 600 personel militer pernah bekerja di dalam terowongan pangkalan rahasia yang ditutup pada 2000 dan tetap tertutup untuk publik itu.
Di dalam terowongan yang berdebu dan lembab itu, komandan pangkalan Fatmir Danaj mengakui, pesawat-pesawat kuno itu membangkitkan nostalgia.
"Kenikmatan terbang dan bekerja di pangkalan ini sungguh tak terbayangkan," kata pria berusia 52 tahun itu.
Danaj menyalakan lampu untuk menerangi deretan jet-jet berwarna perak yang pernah dia terbangkan masuk ke dalam perut gunung itu.
Kini, banyak ruangan di pangkalan tersebut seperti kantin, asrama, dan perkantoran, kini kosong.
Hanya puing-puing dan tulisan memudar di pintu yang memperlihatkan fungsi ruangan-ruangan itu di masa lalu.