Sejauh ini, belum ada klaim dari pelaku yang atas ledakan tersebut.
BBC melaporkan, pemerintah belum memiliki petunjuk apa pun soal siapa yang berada di balik serangan itu.
Badan intelijen negara hanya menduga sebuah organisasi internasional atau keagamaan kemungkinan sebagai dalang dari teror di Hari Paskah tersebut.
Kepala Polisi Sri Lanka Pujuth Jayasundara pernah mengeluarkan peringatan nasional pada 10 hari sebelum serangan pada Minggu terjadi.
Menurutnya, pelaku bom bunuh diri telah merencanakan serangan pada gereja-gereja utama
"Sebuah agen intelijen asing melaporkan, NTJ (National Thowheeth Jama'ath) berencana melakukan seranga bunuh diri menargetkan gereja terkemuka dan komisi tinggi India di Colombo," demikian bunyi peringatan itu.
NTJ merupakan kelompo radikal di Sri Lanka yang dikaitkan dengan vandalisasi patung Buddha pada tahun lalu.
Rangkaian ledakan Ledakan pertama dilaporkan terjadi di Gereja St Anthony's Shrine, sebuah gereja Katolik yang terkenal di Colombo.
Ledakan mematikan kedua kemudian dikonfirmasi berlangsung di Gereja St Sebastian, sebuah gereja di kota Negombo.
"Serangan bom terjadi di gereja kami, silakan datang dan bantu jika anggota keluarga Anda ada di sana," bunyi unggahan gereja di halaman Facebook.
Segera setelah itu, polisi mengkonfirmasi gereja ketiga di kota Batticaloa telah juga diserang, bersama dengan tiga hotel kelas atas di Colombo.
Sumber rumah sakit mengatakan warga negara Inggris, Belanda dan Amerika Serikat termasuk di antara yang tewas. Selain itu, warga Inggris dan Jepang dilaporkan terluka dalam serangan ini.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Korban Tewas Jadi 156 Orang, Pelaku Ledakan di Sri Lanka Masih Misteri"