Sesampainya di sekolah, situasi justru menjadi lebih buruk.
Pasalnya, tubuh bocah itu tidak hanya lemas.
Ia menggerakkan wajahnya, tetapi tidak responsif saat ibunya berusaha membangunkannya.
Ibunya pun segera membawa bocah tersebut ke rumah sakit.
Bocah tersebut akhirnya mendapatkan perawatan di rumah sakit selama 28 hari.
Meskipun menjalani perawatan, kondisi bocah itu justru memburuk.
Ia menjadi cacat mental.
Sebagai anak laki-laki berusia 13 tahun, dia berperilaku seperti bayi yang tidak bisa berjalan atau berbicara.
Dia juga tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.
Bahkan, setelah dibawa ke Departemen Neurologi dan Rheumatologi, kondisinya masih belum membaik.
Setelah diberi obat dan perawatan, kondisi bocah itu akhirnya mulai membaik.
Wajahnya tidak lagi mengejang.
Dia juga bisa bicara kembali.
Pada hari keempat perawatan, ia mulai mengenali orang tuanya.