Pada awalnya, saya pikir itu adalah gigitan nyamuk.
Namun, baru setelah saya sampai di rumah, saya baru menyadari bahwa wajahnya, leher dan bagian-bagian tubuhnya merah, gatal dan panas saat disentuh," tulis Agnest.
Agnest menambahkan, ia seketika cemas dan segera mengoleskan krim pada wajah dan tubuh anaknya.
Namun, kondisi anaknya tidak segera membaik.
Anaknya masih terus menangis.
Untuk menenangkan putrinya yang menangis, Agnest menggunakan kain basah untuk menyeka tubuhnyaa.
Dia kemudian mengoleskan krim lidah buaya pada bagian yang sakit.
Untungnya, kemerahan dan gatal-gatal mulai mereda.
Namun, setengah jam kemudian, alergi tersebut menyebar ke punggung, pantat, dan kaki.
Hal ini membuat Agnest dengan cepat mengoleskan krim lidah buaya lagi.
Agnest juga membawa putrinya ke dokter.
Dokter pun mengungkapkkan bahwa buah hati Agnest menderita reaksi alergi terhadap debu, tungau, atau sejenisnya.
Agnest pun seketika menyimpulkan bahwa kursi bayi di restoran jadi penyebabnya.
Baca: Jelang Tira Persikabo vs Madura United, Peluang Ambil Alih Puncak Klasemen dan Reuni Rakic
Ia menduga seperti itu karena kursi bayi tersebut digunakan oleh umum.