Pada hari-hari menjelang perlombaan, level kualitas udara sebagian besar di atas "tidak sehat".
Pada Kamis pagi, angkanya mencapai 131.
NEA menyarankan orang sehat untuk mengurangi "aktivitas berat di luar ruangan", sementara anak-anak, orang tua dan orang sakit harus meminimalkan atau menghindari aktivitas semacam itu.
Jika level polusi udara semakin tinggi, orang-orang akan disarankan untuk tetap di dalam ruangan dan meminimalkan semua waktu yang dihabiskan di luar ruangan.
Tetapi - meskipun penggemar dan pembalap F1 mungkin merasa tidak nyaman - situasinya jauh lebih buruk di negara tetangga Malaysia dan khususnya Indonesia, di mana tingkat kabut asap jauh lebih tinggi.
Kebakaran berasal dari kedua negara itu, biasanya dipicu oleh para petani yang membuka lahan. Akibatnya sekolah ditutup, sementara anak-anak dan orang tua berpotensi sakit.
Apa yang dikatakan para penggemar?
Singapore Grand Prix mengundang banyak penggemar dari seluruh dunia, dan banyak di antara mereka sudah ada di kota itu.
"Saya tidak khawatir dengan kabut asap," tutur Nuno Gomes, penggemar balapan dari Portugal, kepada BBC.
"Ini sangat panas tapi ini akan menjadi akhir pekan yang fantastis. Kabut asap tidak akan menganggu kami."
Bruce and Anna-Marie Harrison dari Selandia Baru mengatakan mereka akan tetap menikmati balapan itu
"Sangat menyakitkan mata dan Anda bisa merasakannya," ujar Anna-Marie Harrison yang berasal Selandia Baru.
"Rasanya sangat tidak enak."