News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rintihan Bocah 3 Tahun Penderita Kanker Saat Hibur Ibunya yang Mengangis, 'Jangan Menangis, Ma!'

Editor: Delta Lidina Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Junyang yang menderita kanker

TRIBUNNEWS.COM -  Semua orangtua pasti bersedih saat mengetahui anaknya menderita kanker.

Sangat minim bisa sembuh, bahkan biaya perawatannya tentu sangat menguras kantong.

Ini adalah momen yang memilukan dari seorang anak laki-laki yang sangat kritis, mencoba menghibur ibunya yang putus asa, setelah orangtua anak ini tidak mampu lagi membayar perawatannya.

Li Juanyang, 3, berasal dari Tiongkok Timur, menderita kanker langka dan telah menjalani dua kali operasi dada terbuka, tujuh sesi radioterapi, dan tujuh sesi kemoterapi.

Orang tuanya telah menghabiskan semua tabungan mereka dan berhutang 22.000 poundsterling (setara Rp385 juta), tetapi para dokter mengatakan mereka akan membutuhkan lebih dari 51.000 poundsterling (setara Rp893 juta), angka yang wow sekali untuk keluarga petani.

• Anak Bayi Usia 4 Bulan Sakit Kanker Otak, Kesedihan Siti Nurhaliza Viral di Instagram

Ilustrasi sel kanker (CancerCentre)

Orangtua yang putus asa itu terpaksa berhenti memberikan perawatan bagi putra mereka setelah tidak ada lagi teman atau kerabat mereka yang bisa meminjamkan uang lagi kepada mereka. Demikian menurut sebuah badan amal, seperti dilansir dari Daily Mail (10/8/2018).

Foto-foto yang menyentakkan dan membuat air mata mengalir, diambil setelah orangtua Junyang bertengkar di kamar sewaan kecil mereka di Shanghai, kata pendiri Badan Amal Dahe di Cina dalam sebuah postingan.

Badan amal ini mengatakan bahwa mereka membawa Junyang ke Rumah Sakit Xinhua di Shanghai pada bulan Juni untuk mencari paramedis yang lebih baik.

Lembaga tersebut juga mengatakan kepada orangtua Junyang, bahwa mereka harus berhenti bekerja untuk menjaga anak ini.

“Ketika seorang anak menderita penyakit serius, kedua orangtua harus berhenti dari pekerjaan mereka. Itulah realitas di Cina,” kata pendiri badan amal itu kepada MailOnline.

Halaman 2 ===========>

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini