News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kabinet Jokowi

Sejumlah Media Asing Soroti Pengangkatan Bos Gojek Nadiem Makarim sebagai Mendikbud

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim memberikan kata sambutan usai serah terima jabatan (sertijab) di Gedung Kemendikbud, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2019). Nadiem Makarim resmi ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Pendidikan Tinggi (Mendikbud Dikti) pada Kabinet Indonesia Maju 2019-2024. Tribunnews/Jeprima

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sosok Nadiem Makarim yang diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan oleh Presiden Jokowi, juga turut menyedot perhatian media-media asing yang melontarkan berbagai komentar.

Nadiem yang memiliki latar belakang pendiri startup yang kini telah menyandang status decacorn, tentunya menjadi sorotan media bisnis dan internasional.

Situs e27 yang biasa mengulas industri startup di Asia, misalnya, menurunkan berita penunjukan Nadiem Makarim sebagai Mendikbud, sekaligus memecahkan rekor sebagai Mendikbud termuda yang pernah menjabat, dengan umur 35 tahun.

Baca: 2 Sosok Pengganti Nadiem Makarim Jadi CEO Gojek, Lulusan Luar Negeri, Pintar Bisnis, & Masih Muda

Baca: Pamit dari GoJek, Nadiem Makarim Tulis Surat Perpisahan Untuk Karyawan Gojek Bermodal Tekad Kuat

Presiden Jokowi memang menarik beberapa tokoh muda di kabinet barunya.

Nadiem yang masih berusia 35 tahun itu juga menjadi menteri termuda di antara mereka semua.

Media Singapura, The Strait Times, menurunkan berita berjudul Pendiri GoJek Masih Memiliki Saham, Tapi Mundur dari Perusahaan untuk Bergabung dengan Kabinet Joko.

Artikel tersebut mengomentari diangkatnya Nadiem sebagai Mendikbud, sembari melepaskan jabatannya sebagai CEO GoJek, namun tetap mempertahankan saham yang di startup yang didirikannya pada 2010 lalu itu.

"Nadiem tetap memiliki sahamnya, tapi tak punya peranan sebagai penasihat ataupun eksekutif di perusahaan," tulis The Strait Times, mengutip keterangan juru bicara GoJek seperti dikutip Tribunnews.com dari artikel Kompas.com berjudul "Media Internasional Komentari Pengangkatan Nadiem sebagai Mendikbud".

Nadiem sendiri diketahui memegang saham seri D, E, dan I.

Hal itu diketahui dari Data Ditjen Administrasi Hukum Umum (AHU) per Oktober 2018.

Total saham yang dimiliki Nadiem adalah 58.416 lembar saham.

Jumlah itu setara 4,81 persen dari modal ditempatkan GoJek, yakni sebanyak 1,21 juta saham.

Selebihnya dimiliki pemegang saham lain.

Meski demikian, Deal Street Asia menyebut saham yang dimiliki Nadiem Makarim adalah yang terbesar di antara para pemegang saham lain.

Sementara itu media bisnis Nikkei Asian Review menyoroti kepergian Nadiem Makarim dari GoJek saat kompetisi dengan Grab semakin meningkat dalam artikel GoPolitics: Pendiri Gojek Bergabung dengan Kabinet Indonesia".

Nikkei menyebut GoJek saat ini kalah dari Grab di pasar Indonesia.

Grab, menurut firma ABI Research, memegang 64 persen pangsa pasar ride-hailing di Indonesia.

Meski demikian, tulis Nikkei, Nadiem pernah mengatakan bahwa segmen ride-hailing hanya memberikan kontribusi tak sampai seperempat dari nilai penjualan keseluruhan (GMV) di GoJek.

Sebagai Mendikbud yang baru, Nadiem mengaku bakal menghadapi tugas berat untuk memajukan Sumber Daya Manusia Indonesia lewat pendidikan.

Apalagi dia juga akan mengepalai urusan pendidikan tinggi (Dikti) yang kini bernaung kembali di bawah Kemendikbud, setelah sebelumnya sempat berdiri terpisah.

"Di bawah saya bukan hanya Kemendikbud tradisional saja, tapi juga Dikti. Tapi itu bagus karena semuanya nanti bisa berjalan terpadu," ujar Nadiem kepada wartawan saat ditemui usai pengumuman kabinet di Istana Negara.

Jangan panggil Pak

Nadiem Makarim resmi menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) di era Jokowi-Ma'ruf. 

Dia menggantikan Muhajir Effendy yang mendapatkan tugas baru sebagai Menteri Koordinator Bidang Pengembangan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK).

Sebagai menteri muda atau milenial, eks founder Gojek tersebut melontarkan guyonan kepada para jajaran menteri.

"Memang untuk urusan formalitas saya masih harus belajar. Saya bilang jangan panggil saya Pak Nadiem, panggil saya dengan sebutan 'mas' saja," kata Nadiem di kantor barunya, Kemendikbud, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2019).

Selain itu, Nadiem juga berbicara bagimana pekerjaannya yang kini mengurusi pendidikan, hal yang berbeda saat Nadiem berada di Gojek.

Nadiem mengakui dalam 100 hari ke depan, belum ada langkah-langkah besar yang akan diambilnya sebagai Mendikbud.

"Rencana saya 100 hari untuk duduk dan mendengar berbicara dengan para pakar yang telah berdampak pada pendidikan. Selama 100 hari saya akan belajar untuk murid-murid Indoenesia" pungkasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini