"Semua waktuku habis merawat anak dan bekerja mencari uang."
Karena sangat butuh uang, Mariam melakukan semua pekerjaan.
Ia menata rambut, membuat dekorasi acara, mengumpulkan dan menjual besi tua, membuat gin lokal serta menjual obat herbal.
Uang yang dihasilkannya adalah untuk makanan, obat-obatan, pakaian, dan biaya sekolah anak.
Di dinding yang kotor di salah satu kamar rumahnya tergantung potret bangga beberapa anaknya lulus dari sekolah.
Baca: Heboh Temuan Diduga Makam di Tengah Tambak Lamongan, Berawal dari Orang Misterius Ajak Gali Tanah
Anak tertuanya, Ivan Kibuka (23) harus putus sekolah sejak SD karena orang tuanya tak memiliki biaya.
Ivan berkata, "Ibu kewalahan, pekerjaannya menghancurkannya, kami membantu sebisa, seperti memasak dan mencuci, tetapi ibu masih menanggung seluruh beban keluarga. Saya bisa merasakannya."
Keinginan Mariam untuk memiliki keluarga besar berakar pada tragedi.
Tiga hari setelah Mariam dilahirkan, ibunya meninggalkannya bersama sang ayah, dan 5 kakaknya.
"Dia meninggalkan kami begitu saja," ucap Mariam.
Setelah ayahnya menikah lagi, ibu tirinya meracuni kelima saudaranya.
Baca: Viral Polantas Habiskan Gaji Membangun SD Berjarak 12 Jam dari Rumahnya, Sampai Jual Perhiasan Istri
Semuanya meninggal dunia.
Mariam bisa selamat karena ia sedang tidak berada di rumah saat itu.
"Usiaku 7 tahun saat itu, terlalu muda untuk memahami apa arti kematian. Aku diberitahu oleh keluarga jauh apa yang terjadi," ucapnya.