News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

6 Tahun Kepergian Nelson Mandela, Ini 5 Fakta sang Revolusioner Anti-Apartheid asal Benua Hitam

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nelson Mandela

Sebagai tahanan politik kulit hitam, Nelson menerima fasilitas kesehatan yang minim

Namun hebatnya saat dipenjara Nelson bisa mendapatkan gelar Sarjana Hukum melalui program korespondensi University of London .

Nelson terus menjadi simbol kuat perlawanan hitam.

Gelombang dukungan internasional ini membuktikan kekuatan dan pengaruh yang dimiliki Nelson dalam dunia politik global.

Pada tahun 1982, Nelson dan para pemimpin ANC lainnya dipindahkan ke Penjara Pollsmoor.

Pada tahun 1985, Presiden PW Botha menawarkan pembebasan Nelson sebagai imbalan untuk melepaskan perjuangan bersenjata, tapi tahanan itu dengan datar menolak tawaran tersebut.

5. Hadiah nobel

Nelson Mandela (Louise Gubb)

Pada tahun 1993, Nelson dan Presiden de Klerk secara bersama-sama dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian untuk pekerjaan mereka dalam membongkar apartheid di Afrika Selatan. 

Setelah Nelson dibebaskan dari penjara, ia bernegosiasi dengan Presiden de Klerk menuju pemilihan multi-negara pertama di negara itu.

Orang Afrika Selatan kulit putih bersedia berbagi kekuasaan, tetapi banyak orang Afrika Selatan berkulit hitam menginginkan pengalihan kekuasaan sepenuhnya. 

Negosiasi sering tegang, dan berita tentang letusan keras, termasuk pembunuhan pemimpin ANC Chris Hani, berlanjut di seluruh negeri. 

Nelson harus menjaga keseimbangan tekanan politik dan negosiasi yang intens di tengah demonstrasi dan perlawanan bersenjata.

6. Menjadi presiden

Nelson Mandela (Louise Gubb)

Pada 27 April 1994, Afrika Selatan mengadakan pemilihan demokratis pertama. 

Nelson dilantik sebagai presiden kulit hitam pertama negara itu pada 10 Mei 1994, pada usia 77, dengan de Klerk sebagai wakil pertamanya.

Dari 1994 hingga Juni 1999, Presiden Nelson berupaya membawa transisi dari pemerintahan minoritas dan apartheid ke kekuasaan mayoritas kulit hitam. 

Dia menggunakan antusiasme bangsa untuk olahraga sebagai titik pivot untuk mempromosikan rekonsiliasi antara kulit putih dan kulit hitam.

Ia juga mendorong warga kulit hitam Afrika Selatan untuk mendukung tim rugby nasional yang dulu pernah dibenci. 

Pada tahun 1995, Afrika Selatan naik ke panggung dunia dengan menjadi tuan rumah Piala Dunia Rugby.

Langkah ini membawa Afrika Selatan mendpat pengakuan dan prestise di mata dunia.

Tahun itu juga, Neslon juga dianugerahi Order of Merit.

Selama masa kepresidenannya Neslon juga bekerja untuk melindungi ekonomi Afrika Selatan dari kehancuran. 

Melalui rencana rekonstruksi dan pengembangannya, pemerintah Afrika Selatan mendanai penciptaan lapangan kerja, perumahan dan perawatan kesehatan dasar. 

Pada tahun 1996, Mandela menandatangani undang-undang konstitusi baru untuk negara, mendirikan pemerintahan pusat yang kuat berdasarkan aturan mayoritas, dan menjamin baik hak-hak minoritas dan kebebasan berekspresi.

Baca: Mengenang 6 Tahun Kepergian Paul Walker, Aktor yang Terkenal dalam Film The Fast and the Furious

7. Masa pengsiun

Nelson Mandela (NMF/Matthew Willman)

Menjelang pemilihan umum 1999, Nelson telah pensiun dari politik aktif. 

Dia terus mempertahankan jadwal yang sibuk, namun, mengumpulkan uang untuk membangun sekolah dan klinik di jantung pedesaan Afrika Selatan melalui yayasannya.

Ia juga menjadi mediator dalam perang saudara Burundi.

Nelson didiagnosis dan dirawat karena kanker prostat pada tahun 2001.

Pada bulan Juni 2004, pada usia 85, ia mengumumkan pengunduran diri secara formal dari kehidupan publik dan kembali ke desa asalnya Qunu.

(*)

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini