Pada awal bulan Agustus 2019, kondisi Hua memburuk dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Hua menjalani operasi arteri kedua di bagian dada.
Ia diselamatkan di Rumah Sakit Guiyang.
Sempat membaik, Hua mengalami komplikasi pada akhir November 2019.
Anak tersebut muntah darah, tanda gagal jantung, paru-paru, dan gagal ginjal.
Pada masa-masa kritis tersebut, Hua mengucapkan permintaan haru pada ayahnya.
Hua hanya ingin bertemu dengan ibunya.
"Ayah, apakah aku sekarat? Kurasa ibu. Biarkan aku melihat ibuku untuk yang terakhir kalinya sebelum aku mati," ujar Hua.
Mendengar permintaan putranya, Yangqin langsung menghubungi mantan istrinya.
Ibunda Hua datang ke rumah sakit selama dua hari.
Hua pun dapat melewati masa kritis.
Namun dokter tetap mengingatkan jika kondisi Hua saat ini sangat mematikan.
Maut dapat menjemput nyawa Hua kapan saja.
Sementara Yangqin meyakini jika putranya masih bisa diselamatkan.
Banyak kerabat dekat yang memberi saran agar melepaskan Hua, Yangqin tak menyerah.
Meski Yangqin menyadari sendiri jika kondisi keuangannya sangat kesulitan.
Setidaknya, Yangqin harus menyiapkan dana Rp 500 juta untuk perawatan Hua selanjutnya.
(Tribunnews.com/ Siti Nurjannah Wulandari)