News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Peneliti Jepang Naoki Tsukahara Ungkap Hasil Penelitiannya Terkait Burung Karasu Selama 17 Tahun

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pencipta suara gagak (kiri) Naoki Tsukahara (40) menggunakan speaker biasa (kanan).

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Burung Karasu Jepang atau gagak atau Genus Corvus tercatat sebagai binatang ketiga yang paling merusak hasil panen pertanian di Jepang.

"Apel saja tahun 2019 ini sudah sedikitnya 1 ton rusak merugikan petani sedikitnya satu juta yen akibat digasak Karasu," kata seorang petugas di Pemda Aomori, Jumat (27/12/2019) kepada Tribunnews.com.

Kota Aomori dengan penduduk hampir 290.000 orang saat ini memiliki satu masalah yaitu gangguan Karasu, membuat kota menjadi bau kotoran burung yang bertebaran.

"Saat ini sekitar 2.600 burung Karasu mungkin ada di sini. Kalau mulai sore malam berdatangan ke Taman Aomori di depan kantor wali kota Aomori," tambahnya.

Petugas pembersih di sana cukup kewalahan karena setiap hari harus membersihkan kotoran Karasu dan berusaha menghilangkan bau kencing burung tersebut.

Pencipta suara gagak (kiri) Naoki Tsukahara (40) menggunakan speaker biasa (kanan). (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Bukan hanya lokasi jadi kotor dan bau, tempat bermain anak di sana jadi sulit dipakai karena sering kali dijatuhi oleh kotoran burung.

Karasu sangat pintar dan hati-hati menghadapi kemungkinan bahaya.

Namun keisengan Karasu juga sangat menjengkelkan, suka menginjak kepala orang termasuk kepala koresponden Tribunnews.com saat berjalan di daerah Hibiya Tokyo pernah diinjak lalu si burung kabur.

Plastik sampah yang telah terkumpul dirusak dibongkar untuk mengambil makanan di dalamnya sehingga lokasi tempat pembuangan sampah sering menjadi kotor.

Baca: Fuga, Anjing Jantan Persilangan dari Jepang Lulus Sebagai Penyelamat Bencana

Baca: Tiga Larangan Bagi Yakuza Jepang yang Mendapat Predikat Geng Konflik Khusus

Berbagai cara dilakukan untuk mengusir Karasu dari tempat meneduhnya kalau malam di pohon tinggi. Namun kembali sering kali gagal.

Seorang spesialis Karasu dari Universitas Ytsunomiya Perfektur Tochigi, Naoki Tsukahara (40) selama 17 tahun mempelajari mengenai Karasu terutama suara karasu yang berhasil direkamnya.

Ada suara Karasu yang memanggil teman-temannya kalau ada makanan, ada suara untuk berkumpul bersama.

Namun ada pula suara yang menakutkan Karasu sehingga burung tersebut jadi bingung dan panik serta kabur dari lokasi suara aneh tersebut.

Data korban Burung Karasu (gagak atau Genus Corvus) di Jepang telah menyebar luas. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)
Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini