News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

WNI Diadili di Inggris

Reynhard Sinaga Terlihat Riang dan Banyak Senyum Selama Menjalani Persidangan di Inggris

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Reynhard disebut oleh teman kuliahnya sebagai orang yang ramah dan periang.

Tim penyidik telah berbicara dengan sejumlah pria, yang diidentifikasi berdasarkan bukti foto-foto yang diambil sebelum 2015.

Mereka ingat pernah berada di apartemen Reynhard namun tak ingat apa yang terjadi dan tak ada bukti lebih lanjut bahwa mereka diperkosa.

Reynhard memberikan pembelaannya pada sidang pertama, Juni 2018 dan pada sidang keempat, Desember 2019, dengan menyatakan apa yang disebut hakim sebagai "pembelaan yang tidak masuk akal".

Reynhard menyebut setiap korban setuju untuk dipenetrasi sambil berpura-pura tidur untuk menjalankan "fantasi seks"nya.

Selama empat persidangan yang berlangsung, hakim melarang media memberitakan proses hukum kasus ini untuk memastikan persidangan berjalan adil.

Larangan baru dicabut setelah hakim mengeluarkan putusan pada Senin (06/01).

Peradilan Inggris dengan sistem juri dalam kasus perkosaan ini menggunakan empat tim juri yang berbeda.

Dalam sidang terungkap, saat pertemuan awal dengan para pria muda itu , tidak ada pembicaraan terkait seks, dan Reynhard menggunakan berbagai cara untuk mengajak sasarannya.

Sebagian diajak minum, sebagian mencas telepon genggam mereka sambil menunggu taksi untuk pulang.

Dari 48 orang pria muda - semua adalah pria kulit putih Inggris - yang kasusnya telah disidangkan, 45 orang adalah heteroseksual dan tiga gay. Sebagian besar tinggal di Manchester.

Kesaksian mereka di persidangan menunjukkan bagaimana Reynhard beraksi.

Semua bukti rekaman video yang direkam Reynhard sendiri menunjukkan pria yang diperkosanya tak sadar.

Namun pria kelahiran Jambi ini tetap menekankan bahwa "para pria itu berpura-pura tidur" sebagai bagian dari permainan "fantasi seks".

Bangun keesokan hari dengan celana terbuka

Dua korban memberikan kesaksiannya dalam dua sidang yang dihadiri BBC News Indonesia Desember lalu.

Pada Selasa pagi 3 Desember 2019, sekitar pukul 10:30 pagi, setengah jam sebelum Hakim Suzanne Goddard masuk ruang sidang Pengadilan Manchester, Reynhard masuk didampingi dua petugas.

Dia mengenakan sweater (baju hangat) krem dan celana hitam, berkaca mata dan membawa seberkas dokumen.

Reynhard tampak beberapa kali berbicara dengan para petugas sebelum hakim masuk.

Hari itu, sidang menghadirkan saksi pertama, seorang pria yang diperkosa Reynhard pada 2015.

Korban pertama yang dihadirkan duduk di balik tirai.

Reynhard dan pengunjung sidang termasuk media yang hadir diminta untuk keluar terlebih dahulu sebelum korban dihadirkan dan duduk dibalik tirai.

Hanya hakim, 12 anggota juri, jaksa dan kuasa hukum yang dapat melihat korban yang memberikan kesaksiannya.

Dari empat pengadilan terpisah sejak Juni 2018 sampai Desember 2019, hanya beberapa korban memberikan kesaksian tanpa sekat.

Sepanjang sidang pada 3 Desember sekitar lima jam itu, Reynhard sering menyisir rambut panjangnya yang belah pinggir, dengan jari-jarinya.

Reynhard juga tampak mendengarkan keterangan korban sambil sekali-sekali menunduk untuk mencatat.

Jaksa penuntut, Iain Simkin yang pertama kali mengajukan pertanyaan kepada korban, termasuk di mana korban bertemu dengan Reynhard dan mengapa sampai akhirnya ia bisa sampai terbangun di apartemen pria Indonesia itu.

Korban yang saat kejadian berusia 19 tahun tersebut mengatakan ia pergi minum-minum dengan rekan-rekan dan pacarnya pada Sabtu malam, 24 Januari 2015.

Saat ditanya apakah dia dalam keadaan mabuk, pria itu mengatakan dalam kondisi cukup mabuk.

Ia bersama pacar dan teman-temannya berada di satu klab malam dan keluar dari klab karena bertengkar dengan sang pacar.

"Saya ingat dia mengajak saya ke tempatnya," kata pria itu dan menambahkan Reynhard "tampak baik" sehingga ia bersedia diajak.

Ia ditawari satu gelas minuman keras dan mengatakan merasa mual dan tak ingat apa-apa lagi setelah itu.

Saat ditanya jaksa penuntut apa yang ia rasakan saat terbangun pada pukul 10.00 pagi keesokan harinya, pria itu mengatakan "sangat hangover (sakit kepala berat setelah mabuk)".

Bagaimana dengan kondisi pakaian, tanya jaksa, dan dijawab "celana dalam keadaan terbuka".

Korban juga mengatakan pacarnya mencarinya sepanjang malam dan menelepon polisi.

"Saya dapat cowok 19 tahun"

Sebelum menghadirkan korban, jaksa penuntut memutar vídeo perkosaan yang direkam oleh Reynhard sendiri dan dipertontonkan ke 12 juri melalui beberapa monitor TV di meja.

Dalam vídeo berdurasi tiga menit itu - yang tidak diperlihatkan ke arah pengunjung dan media - terdengar suara orang mendengkur.

Jaksa penuntut mengatakan apa yang dialami korban pria itu serupa dengan apa yang dialami oleh para korban lain.

Korban tengah keluar di klab malam, "terpisah dengan pacar dan rekan-rekannya dan menjadi target terdakwa," kata jaksa.

"Rekaman itu sangat menggambarkan tindakan kriminal Reynhard Sinaga, yang dilakukan berulang kali dan lagi terhadap semua korban yang ada dalam dakwaan," kata jaksa.

"Pria umur 19 tahun ini terlentang tak sadarkan diri di lantai apartemen terdakwa dan terdakwa menurunkan celana dan celana dalam sampai ke paha dan bajunya ditarik ke atas."

Saat ditanya jaksa penuntut apakah ia sempat berbicara dengan Reynhard pada keesokan paginya, korban mengatakan ia bertanya apa yang terjadi dan dijawab bahwa "Saya tidak sadar."

Sejumlah pertanyaan yang diajukan pengacara Reynhard, Richard Litter, antara lain, apakah korban memang mau diajak ke apartemen untuk bereksperimen berhubungan seksual sesama jenis.

Pertanyaan yang langsung dijawab "tidak" oleh korban.

Pacar korban pertama yang memberikan kesaksian ini juga dihadirkan sebagai saksi.

Perempuan yang pada saat kejadian disebutkan berumur 20 tahun bercerita bagaimana ia mencari pacarnya dengan menelepon teman-temannya dan juga polisi.

Setelah mendengarkan kesaksian korban pertama dalam sidang keempat ini, jaksa membacakan pesan teks yang dikirimkan Reynhard kepada teman-temannya.

Sejumlah teks antara lain berbunyi, "Saya dapat cowok 19 tahun tadi malam yang lagi bertengkar dengan pacarnya yang menyebalkan. Tapi pagi ini, baru tahu kalau pacarnya menelepon seluruh dunia bahwa ia hilang… telepon teman, ibu dan polisi," tulis Reynhard.

Pesan lain Reynhard kepada temannya berbunyi, "Dia menggairahkan, dan tinggi, cowok baik, kalem dan menyenangkan. Dia pantas mendapat cewek yang lebih baik atau cowok…hahaha. Ya, yang pertama buat dia (berhubungan sesama jenis)"

Diperkosa lima kali

Saksi terakhir pada persidangan keempat yang dihadirkan pada Kamis 12 Desember 2019 adalah korban yang pada saat kejadian berumur 20 tahun.

Jaksa mengatakan sama seperti korban-korban perkosaan berantai lainnya, "korban terbangun di apartemen terdakwa, tak ingat apa pun, tidak memberikan persetujuan untuk difilmkan atau difoto dan tidak memberikan persetujuan untuk berhubungan seks dengan Reynhard Sinaga."

"Ia juga mengira terdakwa hanya membantunya, namun faktanya Reynhard Sinaga memperkosanya lima kali."

Pada malam kejadian, Kamis 27 April 2017, korban pria ini bersama sejumlah teman-temannya pergi ke klab malam, yang tak jauh dari tempat tinggal Reynhard.

Selama persidangan yang dihadiri BBC News, Reynhard tampak riang saat memasuki ataupun keluar dari ruang sidang.

Hakim menyebutkan ia tampak "menikmati jalannya sidang".

Mungkin jumlah korban yang sesungguhnya tak pernah diketahui.

Dalam persidangan yang melibatkan 48 korban pria muda dalam tindak perkosaan selama rentang waktu dua setengah tahun ini terungkap, para pria muda dalam keadaan rentan - mabuk dan tersesat- yang menjadi korban Reynhard.

Jaksa dan polisi menyatakan Reynhard menggunakan obat bius GHB untuk membuat korbannya tidak sadar.

Namun aparat tidak menemukan jejak obat bius di apartemen Reynhard.

Di sisi lain, para pakar mengungkapkan dalam persidangan, gejala yang ditunjukkan para korban pria konsisten dengan orang yang keracunan GHB - obat bius berupa cairan bening atau bubuk yang tak berbau.

Obat yang pada awalnya diproduksi untuk tujuan medis - saat ini dikategorikan sebagai obat terlarang - mudah larut dalam cairan.

Dalam periode 10 tahun sampai 2017, obat bius ini menyebabkan 200 kematian di Inggris. Empat korban di antaranya digunakan pembunuh berantai di Inggris Stephen Port.

Seperti halnya Reynhard, Port menggunakan obat bius ini untuk melakukan perkosaan.

Para pegiat mengatakan pemerintah Inggris tidak berbuat cukup untuk menangani penyalahgunaan obat GHB untuk mencegah korban lebih lanjut.

Dampak terhadap para korban perkosaan oleh Reynhard, parah.

Lisa Waters dari Pusat Bantuan Serangan Seksual, St Mary's Sexual Assault Referral Centre, mengatakan "sebagian pria sangat sulit untuk melakukan kegiatan sehari-hari."

Dampaknya bagi para korban antara lain ada yang menggunakan obat bius, tak bisa bekerja lagi, tak bisa melanjutkan studi di universitas dan ada yang merasa tak berguna lagi dalam keluarganya sehingga meninggalkan keluarganya.

Waters menambahkan, "Sebagian korban bahkan mencoba bunuh diri dan kami mencoba membantu mereka dan berusaha memastikan mereka merasa aman."

Kepolisian Manchester Raya menyatakan "jumlah korban yang sesungguhnya" dari Reynhard Sinaga di luar rentang waktu Januari 2015 sampai Juni 2017 mungkin tidak pernah diketahui.

Namun kepolisian menyerukan untuk siapapun yang ingat pernah berada di apartemen Reynhard Sinaga di Manchester untuk melapor.

Selama empat persidangan terpisah, Reynhard sama sekali tidak menunjukkan penyesalan atau simpati terhadap korban.

Ia selalu mengatakan bahwa semuanya "dilakukan atas dasar suka sama suka". Ia juga mengeklaim bahwa apa yang ia lakukan bersama korban adalah bagian dari "fantasi seksual".

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini